4.1

1849 Words

Amira tidak pernah menyangka dirinya yang sering menyahut omongan Ayah, Om Imam dan Om Alif berada di sistuasi seperti sekarang. Amira merasa kehilangan kepercayaan dirinya sejak pandangan teman-teman, khususnya teman-teman sekelasnya berubah terhadapnya. Kecuali mereka datang langsung pada Amira dan menyampaikan semua uneg-uneg mereka seperti Danis yang tidak pernah berpikir untuk mengkritiknya, Amira masih bisa yakin ia bisa mengangkat dagunya tinggi-tinggi seperti biasa. Amira tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, ia juga tidak punya kakak atau abang yang bisa ditanyai ini itu atau setidaknya dijadikan tempat mencurahkan segala keresahannya. Kalau Divya punya Aldi dan Amira yang siap pasang badan untuk membelanya apapun yang terjadi, Amira hanya punya dirinya sendiri. Ia t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD