“Gala?” Gala terkejut bukan main. Smart TV keyboard remote yang digenggamnya sampai terjatuh. Rio mendekat, memerhatikan keponakannya yang tak menjawab panggilan seperti biasanya. Nampak jelas kepanikan di wajah Gala. Kening Rio sontak mengerut. ‘Abis ngapain ini bocah?’ Rio menyapukan pandangan ke sekitar Gala, tak ada yang aneh. Netranya lalu menyambangi layar LCD di ruangan itu. Dan … tertegun. Tak ingin menambah kesedihan di wajah kecil itu lagi, Rio memilih untuk mematikan televisi. Ia tak menegur perbuatan Gala, tak pula menyinggung soal kata yang tertulis di kolom kometar tadi. “Gala? Kok Ayah manggil Gala diam aja?” tanya Rio lagi. Ia mengedipkan mata, isyarat jika ia tak akan membocorkan apa yang baru saja bocah itu lakukan pada sang ibu. “Ada apa Ayah?” cicit Gala kemudian.