SIMPUL

1022 Words
“Al, @#$$%&^^%$#$@.... Suara dokter andri bahkan tidak terdengar di telingaku, suara klakson dari mobil besar yang barusan lewat, membuat aku tak bisa mendengar apapun yang dokter katakan, hanya senyum manis yang tersimpul di wajahnya. “dok, ngomong apa?” tanyaku sekali lagi, aku ingin memastikan apa yang baru saja dokter katakan, rasanya senyum itu membuat aku semakin tak berdaya “makannya kalau punya kuping di bersihin, jangan Cuma jadi pajangan doang” katanya “temenin saya makan ya” katanya lagi Aku mengangguk, dalam perjalanan aku dan dokter andri lebih banyak diam hanya sesekali saja mengobrol saat mobil yang kami tumpangi terjebak lampu merah, sesekali mata kami bertemu, lalu berakhir dengan senyum yang menyimpul di sudut bibir kita masing-masing. Kalian tahu? Dokter andri sangat tampan, aku bahkan tidak yakin pernah menemui orang setampan dia, bahkan masih sedikit tidak menyangka, bahwa dia adalah rekan kerjaku, seperti yang selalu kukatakan bahwa dokter andri akan sangat galak jika berada di rumah sakit, tapi jika sedang berdua, dia lebih sering mengobrol hal random, tidak satupun topik yang kami bicarakan tidak menarik, apapun jadi asik dan menjadi seru jika dibahas dengan dirinya. kadang kadang Pertanyaannya sangat random, seperti mengapa roda berbentuk bulat? kenapa laut berwarna biru? kenapa awan selalu bergerak? dan mengapa telur ayam menghasilkan ayam.? Kalian tahu hal ini bisa membuat kami berdebat panjang, bahkan kami bisa berakhir dengan saling mendiamkan. sampai besok, besoknya lagi di tempat kerja, dokter andri akan mencari cari kesalahanku, padahal bukan aku yang salah. Lalu malamnya dia dengan sengaja mengajakku keluar hanya untuk makan siomay langganannya. Dan kalian tau? Aku tidak bisa menolaknya. dia selalu mempunyai cara agar aku mau diajak berkeliling kota Bogor. “Al, kamu pernah jatuh cinta?” tanyanya Tiba-tiba aku merasakan sesak yang teramat sangat, jatuh cintanya aku adalah luka, kalian tahu bukan? Aku mencintai gaga dengan teramat sangat, mencintai gaga dari A sampai Z, dari bumi sampai bulan, dan aku mencintainya dengan kata yang belum sempat diutarakan bibir, namun harus ditahan karena takut merusak segalanya. AKU MENCINTAINYA sampai aku harus lari dan sembunyi dari dirinya, jika tidak seperti itu, aku tidak akan pernah bisa mencintai diriku seperti hari ini. yang aku pedulikan hanya perasaan Gaga, dan aku membenci sisi ku yang itu. “Al, saya jatuh cinta pada seseorang" dia berhenti sejenak, menarik nafas dalam dalam. "dan kamu tahu? dia meninggalkanku tanpa pesan” katanya lagi “sekuat mungkin aku menerima kenyataan, aku semakin membenci diriku sendiri, gelar dokter yang aku emban rasanya tidak berguna, ketika dia meninggalkanku” ucapnya “kamu tahu , proses memaafkan itu sangat sulit, ya teramat sangat sulit. Seperti yang lalu, saat saya bertanya padamu, kamu kenapa? lalu kamu menjawab hal yang sama berulang ulang, kamu hari ini sama seperti beberapa tahun yang lalu yang saya alami.... aku melihat dokter Andri mengatur nafasnya lagi. "saya rasa kamu masih proses memaafkan dirimu. Tidak masalah semua orang pasti menantikan kamu menjadi hebat, nikmati dulu proses yang kadang-kadang menikam hatimu" tambahnya lagi “kamu tahu alma? Bahkan sudah banyak karyawan rumah sakit yang keluar masuk di bagian poli anak, hanya beberapa saja yang bertahan, sisanya lari karena saya yang terlalu kaku dan terlalu galak saat perkenalan” Aku mengingat moment, dimana dokter andri yang dengan sengaja memberiku kesan yang sangat jelek, saat pertama kali aku datang di rumah sakit ini, aku yang suka tantangan, akhirnya menantang balik dokter andri, dan kemudian aku menjadi sedekat ini dengan dokter andri. "aku tidak ingin terlihat lemah, aku selalu ingin terlihat aku hebat dan bisa di andalkan, hanya saja mungkin sikapku salah" tambahnya lagi Iyah dok, kamu salah. kamu salah sehingga semua orang meninggalkan kamu. gerutu ku "Iyah dok, saya mengerti" ucapku yang menatap ke arahnya dengan lekat, kami memarkirkan mobil di tempat yang aga longgar, lalu berjalan mencari warung untuk sekedar makan mie instan dan kopi. "Al, disini aja" katanya kami duduk di warung pinggir jalan, sembari melihat kendaran yang lewat, kami melanjutkan obrolan kami. "Al, malam ini kamu cantik" ucapnya di sela sela obrolan serius kami wajahku merah merona, aku yakin dokter Andri bahkan bisa melihat aku tersipu di hadapannya, namun aku berusaha untuk menutup segala nya, dengan mengalihkan pandanganku ke arah lainnya. "dokter suka sama aku?" tanya ku "hah?" ucapnya dengan nada yang kaget. aku tersenyum puas, melihat ekspresi dokter Andri yang tersentak kaget "kenapa aku harus suka sama orang kaya kamu?" tanyanya "yakin tanya ini?" ucapku dia tertawa. "dok, aku cantik, aku mandiri, aku selalu dokter rindukan. setiap hari di kantor, dokter selalu curi curi pandang kepadaku" ucapku dengan Pede dokter Andri mendekatkan wajahnya di depan wajahku, kaget bukan main. jantungku berdetak sangat cepat. aku khawatir dokter Andri mendengar detak jantungku yang tak karuan ini. "kayanya kamu deh yang suka sama saya" ucapnya aku mengelak, namun terlihat gugup. "kamu kenapa tanya itu?" katanya aku merasa dia mencintaiku, ya kurasa seperti itu, banyak hal yang terjadi, dokter Andri berubah jauh lebih baik dari pertama kali bertemu. dia belakangan ini sering menghabiskan waktunya bersamaku, curi curi di sela kesibukan. aku selalu menikmati moment bersamanya. menikmati setiap detik yang berlalu. bahkan kurasa aku sedikit melupakan masalah ku yang lalu. "dok di mobil tadi, dokter nembak saya kan" ucapku dengan Pede, kurasa ya. dokter Andri sedang menembak ku, hanya saja aku tidak bisa mendengar ucapannya. "wah ini sih udah Parah, kepedean" katanya dia tersenyum kaku, lelaki yang ada di hadapanku mengapa terlihat manis jika sedang berdua denganku, mengapa saat di rumah sakit tidak kenal ampun, meski sesekali aku memergoki dia sedang melirik ke arahku, tapi aku tidak bisa menyangkalnya. bahwa aku tersipu olehnya. mie yang kami pesan tadi sudah matang, kami menikmati mie di puncak, mengobrol A sampai Z sehingga malam semakin larut. aku hampir tak berdaya mengapa waktu berlalu secepat ini. saat dokter Andri mengantarku pulang, rasanya aku tidak ingin turun dari mobilnya. aku ingin lebih lama bersamanya. "Al, terimakasih dan selamat malam" ucap dokter Andri ah aku benar benar tidak ingin jauh darinya, perasaan apa ini, perasaan apa yang timbul di hatiku. perasaan yang berdebar dan bahagia jika bersamanya. perasaan apa yang mengangguk ku? aku tidak tahu, mungkin ku nikmati saja sampai pada titik dimana aku bisa tahu perasaan apa yang sedang bersemayam dalam hatiku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD