bandara

1144 Words
waktu menunjukan pukul 15.30. aku sudah janji akan mengantar Gaga kembali ke Jogjakarta. jujur rasa sesak di d**a belum sepenuhnya lenyap. namun ini untuk terakhir kalinya. aku ingin berbincang dengan Gaga. setelah ini aku akan menghilang, aku harap tidak ada yang menyadari kepergian ku, aku harap tidak ada yang akan mencari ku. meski rasanya aku tetap ingin di temukan oleh Gaga nantinya. aku tidak berharap dipertemukan oleh Panji di masa yang akan datang, aku rasa, Panji cukup menjadi suami hebat untuk Laras, bisa membuat aku memaafkan masa laluku dengannya. aku memakai baju paling cantik versiku, berdandan paling cantik versiku, aku mengurai rambut panjang ku, mengenakan jepitan di sebelah kanan, selaras dengan poniku. aku mencoba bernafas dengan normal, mengabaikan sesak yang sudah teramat menyakitkan ini. seharian penuh aku tidak keluar rumah, hanya menangis sampai sembab mataku, aku meneriaki diriku dengan kata kata hujatan. kata kata kotor semuanya. Apakah aku pernah menanyakan bagaimana perasaan Laras selama ini? saat Panji dan aku berkencan, saat Panji dan aku menghabiskan malam malam panjang berdua? apakah pernah mencoba memahami sebagai korban dari perselingkuhan? jawabannya TIDAK. aku tidak pernah melihat Laras sebagai korban, karena rasanya aku adalah korban dari keserakahan Panji. aku dan Panji jatuh cinta saat hari-hari ku dipenuhi oleh dirinya, saat sepi hariku tanpa Gaga, saat sepi hariku tanpa kedua orang tuaku, Panji satu-satu nya tempat untuk mencurahkan segalanya. andai aku lebih cepat sepersekian detik, andai aku melihat Panji lebih dulu, andai aku tidak mencintai Gaga. ya andai. namun semua hal yang sudah terjadi, atas garis takdir yang sudah digariskan Tuhan. aku sebagai manusia hanya mengikuti saja, beberapa kali bersinggungan, beberapa kali saling melepaskan, hidup yang sudah tertata dengan baik, mustahil jika tidak ada kejutan. kejutan itu biasanya membuat kita menangis, entah menangis bahagia atau menangis karena luka. keduanya hampir bersamaan namun tidak langsung datang bersama, satu persatu, karena manusia perlu belajar untuk memperbaiki semuanya. mobil Gaga sudah berada di depan rumahnya, aku langsung menghampiri Gaga yang sedang memasukan koper dan tas milik Gaga, ibu Gaga menatapku iba, kebetulan ayah gaga sudah tidak ada, jadi aku memutuskan untuk mengantar Gaga, dan kembali sendirian mengendarai mobil Gaga. awalnya Gaga enggan, namun akhirnya dia mengizinkan aku membawa mobilnya kembali. "Bu Gaga pamit ya, doain Gaga" ucapnya sembari bersalaman dengan ibu Gaga aku Salim juga, ibu Gaga hanya mengucapkan untuk hati-hati dijalan. dan aku mengiyakan. kami saling diam, mata Gaga fokus kearah depan, dan aku pun fokus kearah depan, rasanya bingung, apa yang harus ku bahas dengan Gaga. sebab banyak hal yang sudah terjadi dan semuanya menyakiti. "Alma, perkiraan bulan Desember aku wisuda" katanya membuka obrolan aku buru-buru mengecek kalender di ponselku. "oh iya, 4 bulan dari hari ini" kataku "Alma, gue bakalan sering bales WA Lo" katanya lagi "eh ga usah, gapapa. lagian Lo sibuk skripsi ngapain ngurusin gue" ucapku "gue ngga ada maksud buat cuekin Lo, ma" "hai Gaga, Its oke. gue gapapa. lagian emang gue baik baik aja? Lo sehat dan bahagia cukup ko" ucapku "Alma, gue cinta Lo banget" katanya "gue tau" ucapku aku terdiam sejenak, cinta Gaga yang besar sepadan dengan rasa sakit yang benar-benar menyakitiku. aku menikmati hatiku ditikam sekaligus oleh mu. tidak memberikan aku kesempatan untuk bernafas. kamu menghujaniku dengan sesak yang benar-benar membuat aku, setidak berdaya ini. "Gaga, kamu diem dulu ya, aku yang mau ngomong" kataku Gaga mengangguk "Gaga, i love you so much. Lo pasti tau kan prihal ini, gue suka sama Lo dari gue masih TK, cuma Lo yang belain gue pas yang lain ledekin gue, Lo yang tetep nemenin gue pas yang lain ninggalin gue, Lo yang ngga pernah lepasin gue, pas yang lain mulai melepaskan gue. Lo itu segalanya buat gue, dari A sampai Z, dari atas sampai bawah tidak ada yang tidak aku cintai di diri Lo.... aku menarik nafas dalam dalam. "aku berusaha menjadi cantik versi gue, supaya Lo bisa liat gue, gue bukan gadis malang lagi yang setiap detik minta bantuan Lo, gue cantik, gue mandiri, gue dewasa... dan gue hebat. apapun yang gue lakuin, semata untuk menyenangkan diri Lo ... "tapi sayangnya Lo ga tau, apa aja yang udah gue lakuin buat Lo. dan gue yang salah, gue selalu menyerah, setiap kali gue kirim Lo 3 pesan tanpa balas. gue ngga bisa di cuekin ga, tapi Lo ga tau kan prihal ini. kalau Lo ngga percaya baca chat gue, sebulan gue pasti cuma ngirim 3 pesan ke Lo. tanpa balas.... "Lo tau, gue kadang butuh seseorang buat nemenin gue berkeluh kesah, gue bisa aja cerita ke orang yang lagi Deket sama gue, tapi ternyata gue ga bisa. gue selalu pingin Lo, orang yang tau pertama atas apa yang gue alami dan gue rasakan semuanya. tapi akhirnya lenyap dengan sendirinya tanpa ku ceritakan pada siapapun... aku mencoba menyeka air mataku, mengingat moment dimana aku kehilangan ibuku, saat aku merindukan ibuku, saat aku merasakan sepi dan bosan menjalani hidupku. aku benci saat aku merasa terpuruk, aku benci saat aku tidak bisa berdiri sendiri. aku benci karena hanya Gaga yang ada di pikiranku "Gaga, i love you so much. hari ini, kemarin, dan selesai gue berhenti ga, gue berhenti menyakiti diri gue lebih dari ini, gue berhenti menjadi cadangan buat Lo, gue berhenti menunggu Lo, gue berhenti" kali ini aku menangis, aku sudah tidak tahan lagi menahan sesak yang sudah ku pupuk dari semalam, mencoba kuat pun rasanya sudah tidak ada artinya lagi. aku ikhlas, jika tidak bisa bersama dengan seseorang yang paling aku cintai mungkin Tuhan sedang berbaik hati, mempersiapkan seseorang untuk menemaniku nanti. "Alma, gue minta maaf. gue ngga tau gimana hari-hari Lo disini, gue minta maaf karena gue ga bisa jujur sama Lo prihal gue di sana, gue takut Lo makin kacau kalau Lo tau gue juga hancur disana. gue berusaha menjadi hebat versi gue buat Lo ma, tapi ya gue salah, gue salah selalu mengabaikan Lo. gue bodoh, gue ngga peka, gue kotor, gue ngga pantes buat Lo, tapi gue mohon ma, maafin gue, kita mulai dari awal. masa lalu Lo, masa lalu gue. biar jadi urusan masing - masing" Gaga, sayang sekali kamu terlambat sepersekian detik, aku sudah memutuskan untuk menghilang dari semuanya, aku sudah memaafkan aku yang dulu, kamu yang dulu, dan kamu yang hari ini. aku sudah memaafkannya. "Gaga, terimakasih telah dan sudah menjadi bagian yang paling manis di hidup gue. gue harap Lo selalu sehat dan bahagia" ucapku. mobil Gaga sudah sampai di depan bandara Soekarno Hatta. aku menemani Gaga menurunkan segala barang bawaannya, Gaga menahan kepergian ku, tangannya masih mencengkram pergelangan tanganku. aku menangis namun tidak ku perlihatkan kepada Gaga. Gaga memelukku dari belakang, aku bisa merasakan tangisnya juga. tubuhnya bergetar sama denganku, namun keputusan ku sudah bulat, aku akan pergi. "Alma, dimana pun Lo berada, gue pasti menemukan Lo" ucapnya lalu Gaga masuk kedalam bandara, aku menatap punggungnya lekat. punggung itu, punggung yang pernah ku harapkan menjadi tempat terhangat untuk bersandar. terimakasih Gaga, terimakasih Panji, terimakasih. aku pergi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD