Esha memejamkan matanya siap menerima tamparan lagi dari ibu mantan kekasihnya itu, namun beberapa saat menunggu,pipinya tak kunjung menerima sentuhan. Esha lantas membuka matanya, dan betapa terkejutnya ia melihat punggung yang ia kenali, Willy ya pria itu tengah menahan tangan ibunya. "Willy, apa-apaan kamu. "Bentak Sekar pada putranya, sementara Diana hanya menggeleng pelan melihat Willy, jujur ia juga tak setuju dengan tindakan mama mertuanya pada Esha. "Mama yang apa-apaan. "Willy berbalik menatap Esha dan seketika ia merasa bersalah ketika melihat sudut bibir Esha yang sedikit mengeluarkan darah, juga pipi Esha yang jelas terlihat merah. Willy baru saja akan tiba di kantor Rosmajaya Corp untuk meeting,ia sengaja datang lebih awal karena ingin berbicara dengan Esha terlebih dahulu