Dengan hati-hati Arjuna merebahkan Amanda ke ranjang miliknya, lalu ia melepaskan sendal yang Amanda pakai dan kemudian menyelimuti gadis itu.
Arjuna menatap wajah damai Amanda yang terlihat begitu lelap, ia singkirkan rambut yang menutup wajah Esha, "Cantik." Gumamnya.
Arjuna segera berdiri dan menarik nafas dalam,melirik sekali lagi pada gadis di ranjangnya, 'Andai kamu mau melepas pekerjaanmu pasti kita sudah menjadi teman baik. ' Batin Arjuna sebelum pergi keluar kamar untuk membereskan sisa makanannya tadi.
Setelah membereskan makanannya Arjuna kembali ke ruang tamu,apartemen Arjuna cukup besar, ada 3 kamar sebenarnya, satu kamar yang ia tempati, satu kamar yang ia alih fungsikan menjadi ruang kerja dan satu lagi untuk gudang ,selebihnya hanya ada ruang tamu sekaligus ruang santai dengan televisi besar di sana, lalu dekat balkon ia gunakan untuk ngegim dan juga tak jauh atau tepat di samping itu ada meja makan yang langsung terhubung dengan dapur.
Setelah membereskan semuanya, Arjuna melihat jam di dinding menunjukkan pukul 8 malam, setelah meminum obat tadi, bersinnya sudah mulai berkurang tapi ia masih merasakan sedikit pusing.
Menghela nafasnya Arjuna kembali ke kamarnya dan melihat gadis itu masih begiu terlelap, Arjuna memutuskan untuk mengambil bantal dan selimut lain dari lemari dan membawanya menuju sofa tak jauh dari ranjangnya, dia mengantuk dan dia butut istirahat.
***
Esha membuka matanya perlahan,ia memejamkan matanya lagi saat di lihatnya sinar lampu kamarnya begitu terang tak seperti biasanya.Hingga tiba-tiba ia teringat apa yang terjadi sebelumnya.
Segera ia duduk untuk memastikan di mana ia tidur yang ia yakin itu bukan kamarnya.
"Astaga di mana aku?" Lirihnya. Lalu ia melihat dirinya sendiri dan menghela nafasnya lega karena ia masih memakai pakaian yang sama dengan yang ia kenakan kemarin.
Esha memindai sekelilingnya, hingga matanya tertuju pada seseorang yang meringkuk di Sofa yang lebih kecil dari ukuran tubuhnya.
"Pak Arjuna." Gumam Esha. Segera ia turun dari ranjang dan menghampiri Arjuna.
Seketika Esha merasa tidak enak pada pria itu, karena dirinya yang telah tidur tanpa tahu tempat membuat Arjuna terpaksa tidur di Sofa yang sempit untuknya.
"Maafkan saya pak. " Lirih Esha sambil menempelkan punggung tangannya pada kening Arjuna yang masih terasa sedikit demam.
Segera Esha keluar kamar untuk membuat sarapan karena jam sudah menujukan pukul 5 pagi.Sampai di dapur Esha memutuskan untuk membuatkan bubur ayam untuk Arjuna setelah sebelumnya ia menggunakan kamar mandi di dekat dapur.
.
.
Pukul 7 pagi Arjuna terbangun,dengan malas ia bangkit lalu memegang pinggangnya yang terasa sakit lalu memijat bahunya sendiri, "Ah pegal sekali." Gumamnya.
Lalu ia teringat pada seseorang yang semalam mengambil alih ranjangnya dan mengakibatkan ia harus rela tidur di Sofa sempit dan berakhir dengan tubuhnya yang seolah terasa remuk.
"Dia sudah bangun." Gumam Arjuna, "Mungkin dia sudah pulang."
Arjuna merasa tubuhnya sudah lebih baik sekarang, ia lalu memutuskan pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya sebelum berangkat bekerja.
Setelah menghabiskan waktu sekitar 30 menit Arjuna keluar kamar sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Ia lalu menuju dapur untuk mengambil air mineral.
Begitu sampai meja makan alisnya bertaut melihat ada semangkuk bubur ayam yang di tutup dengan plastik wrap.
"Bubur? " Lirih Arjuna hingga ia melihat ada sebuah note di sampingnya.
To : Pak Arjuna.
Maaf semalam malah merepotkan bapak, ini saya buatkan sarapan bubur ayam untuk bapak, jika dingin bapak bisa menghangatkannya di microwive, jangan lupa minum obatnya, saya tahu bapak masih demam jadi istirahatlah hari ini, akan saya atur ulang jadwal bapak hari ini.
Nb: Oh ya nanti jam makan siang saya akan datang lagi dan membuatkan makan siang untuk bapak.Selamat istirahat pak semoga lekas sembuh.
Ttd: Amanda
Arjuna tersenyum membaca note dari sekretarisnya, ia lalu segera melepas jas dan juga mengendurkan dasinya.
"Baiklah, aku menurut apa katamu Manda."
Segera ia duduk dan memakan sarapan yang sudah sekretarisnya itu siapkan,"Masih hangat,itu berarti dia belum lama pergi."
***
Seorang pria berdiri sambil menelpon di pintu kedatangan bandara.Ia memakai kaca mata hitam, rambutnya begitu rapi, dia mengenakan jaket kulit berwarna coklat.
"Iya Ma, kita baru turun dari pesawat."
"Ya sudah tunggu saja mungkin sebentar lagi pak Joko sampai."
"Iya, tapi jangan terlalu lama atau kita pulang naik taxi. "
Setelah itu ia menutup teleponnya. Ia berbalik dan menghampiri seorang wanita yang tengah berdiri sambil mengusap perutnya.
"Capek? " Tanya si pria.
"Hmm, kakiku pegal."
"Ya sudah kita duduk dulu di sana, sebentar lagi pak Joko sampai. "
Wanita itu mengangguk lalu mengikuti si pria menuju tempat duduk.
"Koper kita sudah semua kan?"
"Sudah. "
"Itu pak Joko sayang. "Tunjuk si wanita.
"Ah ya... ayo..."
.
.
Setelah menempuh perjalanan 1 jam dari bandara akhirnya mereka tiba di rumah keluarga mereka.
"Ah anak mama sayang. " Sambut seorang wanita dengan antusiasnya.
"Ma... "
"Menantu mama sayang, ah mama kangen banget sama kamu Di. "
"Diana juga kangen mama. "
Melepas pelukannya Sekar melihat ke belakang menantunya, "Willy mana?"
"Itu lagi bantu pak Joko keluarin koper. "
Sekar mendekati Willy, "Kenapa kopernya tidak di keluarkan semua Will? "
Willy menggeleng,"Ini isi oleh-oleh buat mama dan papa, yang itu barang-barang Willy sama Diana, nanti langsung di bawa ke rumah kami,kami cuma mampir ma."
"Kenapa si kalian tidak tinggal di sini saja, apa lagi Diana lagi hamil pasti butuh mama, sedang ayah ibu Diana kan di Belanda sekarang. "
Diana mendekat, "Nanti kita sering mampir kok Ma, lagian rumah kami nanti lebih dekat ke kantor Willy."
Sekar mengangguk, "Ya Sudah nanti biar mama yang sering datang ke rumah kalian, Sekarang kita masuk ya, mama sudah masak banyak untuk kalian. "
Willy tersenyum, Akhirnya setelah 2 tahun dia pergi sekarang dia kembali,Willy menatap dua wanita yang penting baginya sekarang, Mama dan Diana.
"Ma, Willy mau ke kamar dulu ya. " Pamit Willy pada Mama dan Diana di meja makan.
"Iya sayang. "
.
.
Memasuki kamar lamanya Willy melepaskan jaketnya, ia berniat untuk mandi melepas lelahnya, ia mendekat ka arah ranjang dan melepaskan jam tangan dan meletakkannya di atas meja nakas.
Hingga ia membuka laci nakas dan kemudian ia menghela nafasnya saat melihat ada ponsel lamanya di sana.Willy duduk setelah ia mengambil ponsel itu lalu menyalakannya.
Beberapa saat setelah ponsel menyala, ada banyak sekali notifikasi masuk ke nomor lamanya.
Mata Willy membulat saat ia melihat ada banyak pesan dari Esha.
"Esha. " Lirih Willy, Segera ia buka pesan itu satu persatu.Tanpa ia sadari air matanya mengalir membaca pesan dari Esha bahkan pesan terakhir Esha adalah tepat di hari ulang tahunnya.
Esha mengucapkan selamat ulang tahun dan juga doa,"Dia merindukanku. " Lirih Willy.
Kemudian Willy menggeleng, "Tidak, dia yang menghianatiku. "
Willy menunduk lalu meremas rambutnya, 'Tidak Willy bisa saja pria itu tukang ojek, bagaimana bisa kamu menuduhnya berkhianat hanya dari foto dia membonceng motor.'Batin Willy.
"Sayang... " Seru suara Diana dari luar kamar. Buru-buru Willy mematikan ponsel itu lagi dan memasukannya ke dalam laci lagi lalu ia pergi ke kamar mandi. Ia tak akan membiarkan istrinya melihat keadaannya sekarang.
.
.
myAmymy