Bab 44: Pembunuh Berdarah Dingin

941 Words

Waverly menyaksikan saat matahari terbit keesokan paginya. Dia memasukkan pakaian dan menyampirkan tasnya pada bahu, kemudian beranjak menuju tangga untuk sarapan ringan. Setelah beristirahat selama beberapa hari, sekarang dia sudah merasa lebih bertenaga daripada sebelumnya, bahkan meski dengan luka di lengan. "Pagi, Sayang," Aviana menyapanya ketika Waverly berjalan menuruni tangga. Waverly tersenyum dan mendekati pantry kecil mereka kemudian duduk. Aviana meletakkan sepiring panekuk di depannya dan Waverly menghirup aromanya. "Mmmm, acara khusus apa hari ini?" tanyanya sambil mencomot makanan yang masih hangat tersebut. "Keberhasilanmu," jawab ibunya. "Dan juga, dirimu. Ibu sangat bangga padamu, Nak." "Ayah juga," kata ayahnya ketika muncul dari belokan tangga. "Kau akan menjadi s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD