Author POV. Villia menghela napas panjang dan pekerjaannya masih banyak, sementara malam menunjukkan pukul 10, ia belum pulang, ia masih duduk merenung di atas kursi kerjanya, mengapa nasibnya sedemikian ini, tak ada cara untuk lari dari semua ini. Ia harus bekerja agar mendapatkan nilai yang baik dan ia bisa pergi dari sini selamanya. Banyak hal yang kini mengganggunya, Amrie yang setiap hari datang dan mengganggu konsentrasinya, dan sekarang harus menerima siksaan dari semua orang. Siksaan yang berubah seperti ini. Villia menghela napas panjang dan memukulkan kepalanya di atas meja, ia benar-benar tidak bisa menyelesaikan semua ini. “Kamu belum mau pulang?” tanya Dave yang sejak tadi duduk diam di sampingku, ia juga tengah mengerjakan sesuatu di layar monitornya. “Pekerjaan ini belu