bc

My Husband Is A Superstar (Indonesia)

book_age18+
1.9K
FOLLOW
16.4K
READ
love-triangle
sex
contract marriage
love after marriage
dominant
scandal
badboy
drama
bxg
cheating
like
intro-logo
Blurb

WARNING (MENGANDUNG MUATAN DEWASA)

Cerita ini mengandung muatan kehidupan rumah tangga, berlapiskan baper tingkat tinggi dan juga dipenuhi adegan yang akan membuat hati meringis. Membaca cerita ini dapat menyebabkan kecanduan berlebih, mata bengkak karena menangis dan juga kegalauan yang melebihi batas manusiawi.

Sebelum membaca, TAP LOVE dulu ya!

Sekilas kehidupan Jonathan Andrea (26 tahun) terlihat begitu sempurna. Bermodalkan wajah yang rupawan, kemampuan akting dan bernyanyi yang bagus, membuat sosoknya dengan mudah meraih popularitas sebagai pendatang baru di dunia hiburan. Karir pemuda itu pun terus menanjak tajam. Semakin hari sosoknya semakin dikenal dan dicintai oleh masyarakat luas.

Namun, diam-diam Jonathan menyembunyikan sebuah rahasia besar. Yaitu kenyataan bahwa sebenarnya dia sudah menikahi Hana (24 tahun). Pernikahan itu terpaksa disembunyikan demi kelancaran karir Jonathan di dunia hiburan. Awalnya Hana merasa tidak keberatan akan hal itu. Tetapi semakin Hana merasa semakin kehilangan sosok Jonathan. Hana bahkan kesulitan untuk sekedar menemui suaminya itu. Popularitas dan gemerlap dunia hiburan sedikit demi sedikit membuat sosok Jonathan berubah. Kepeduliannya pada Hana pun semakin berkurang. Dunia Hana pun semakin runtuh saat dia mendengar kabar bahwa sang suami menjalin hubungan spesial dengan seorang artis cantik bernama Samanta (25 tahun). Jonathan yang sudah terbuai bahkan tidak mengakui Hana sebagai istrinya.

Tidak terima akan hal itu, Hana pun berjuang untuk merebut kembali cintanya. Perempuan itu bahkan nekat melamar bekerja sebagai asisten pribadi Jonathan. Profesi itu membuat Hana bisa selalu berada di sisi sang suami yang sudah mengabaikannya. Hana pun melakukan banyak hal untuk membuat Jonathan kembali ke sisinya. Apakah usaha Hana akan berhasil...? akankah sang superstar itu kembali ke pelukannya...?

Ikuti kisahnya dalam ‘My Husband is A Superstar’

chap-preview
Free preview
Sang Superstar
Semua orang pasti memiliki sebuah rahasia dalam hidupnya. Ada yang berani membaginya dengan orang-orang yang dipercaya dan ada yang memilih untuk menyimpannya sendiri saja. Everyone have secret. Bahkan dunia pun penuh dengan rahasia. Ada banyak alasan kenapa sesuatu hal disebut sebagai sebuah rahasia. Bisa jadi karena itu adalah sebuah hal yang memalukan. Bisa jadi karena itu merupakan sebuah aib yang bisa menghancurkan. Rahasia sejatinya seperti sebuah kotak pandora yang tidak boleh dibuka. Orang-orang akan selalu berusaha mati-matian mengubur rahasia mereka dalam-dalam. Karena jika kotak pandora itu terbuka.... Semua akan berubah menjadi petaka.... ------------------------- Suara riuh tepuk tangan dan teriakan penonton masih terdengar bersahutan. Pekikan yang menggila itu terus terdengar sepanjang acara berlangsung. Gegap gempita yang berbaur dengan kemeriahan begitu terasa.  Kilatan lampu kamera tidak henti-hentinya menerpa wajah sosok nan terlihat sempurna itu. Butiran peluh kini sudah mencuat dari pori-pori kulitnya. Kemeja putih yang dikenakannya juga sudah basah bermandikan peluh dan membuat otot-otot dibalik kemeja itu terpampang nyata. Hal itu tentu saja membuat para penggemar semakin histeris. Malam ini dia telah berhasil mengukuhkan dirinya sebagai penyanyi pendatang baru yang paling bersinar di tahun ini. “Sekali lagi terima kasih untuk kalian semua yang sudah datang ke konser ini. Tanpa kalian saya bukanlah siapa-siapa. Terima kasih untuk semua cinta dan dukungan dari kalian semua...!” Suara lembutnya yang khas kembali menggema. Para penonton yang mayoritas kaum hawa itu pun kembali berteriak histeris. Sosok berwajah tampan dengan badan atletis itu melambaikan tangannya ke segala penjuru dengan senyum manisnya. Binar matanya benar-benar meluluhlantak-kan hati semua orang yang memandang. “Jonathan...!” “Jonathan...!” “Jonathan...!” Suara para fans menggema memenuhi stadion. Mereka tidak henti meneriakkan nama Jonathan sambil menggoyangkan lightstick di tangan mereka. Jonathan pun tersenyum hangat sambil terus melambaikan tangannya. Pemuda berusia 26 tahun itu benar-benar merasa lega karena konser tunggal perdananya itu berjalan lancar. Dia pun membungkukkan badannya untuk memberikan penghormatan terakhir pada seluruh penonton yang sudah datang. Setelah itu Jonathan mulai melangkah menuju belakang panggung dengan senyum yang tetap terukir di wajahnya. “Jonathan...!” “Jonathan...!” Suara para penonton yang meneriakan namanya masih terdengar jelas. Namun senyum di wajah Jonathan kini mulai memudar. Ekspresi wajahnya langsung berubah 180 derajat. Jonathan terlihat sangat kelelahan. Dia melepas earphone-nya, melepas kemejanya dengan gusar, lalu meraih sehelai handuk untuk menyeka peluh yang kini melekat di sekujur tubuhnya. “Selamat ya, Nath... kamu sudah berhasil melakukannya dengan baik.” seseorang menepuk pundaknya pelan. Nathan menatap sekilas, lalu tersenyum. “Semua berkat Mbak Yessy.” Wanita bernama Yessy itu tersenyum puas. Keberadaan Jonathan sebagai aktor dan penyanyi dibawah naungan agensi miliknya memang sudah mendatangkan keuntungan yang luar biasa. Dalam kurun waktu dua tahun saja, Jonathan sudah mampu membuat namanya bertengger ke dalam daftar selebritis papan atas. Rentetan prestasi dan penghargaan pun juga sudah berhasil diboyongnya. Kontrak kerja milik Jonathan dengan pihak rumah produksi film, iklan, reality show dan juga label rekaman bahkan sudah penuh untuk jangka waktu tiga tahun mendatang. Popularitas Jonathan memang menggila. Tak mengherankan jika Yessy menjadikan Jonathan sebagai anak emas di agensi miliknya tersebut. “Berita tentang konser kamu juga menempati trending no 1 di twitter, Nath,” ucap Yessy sambil menatap layar handphone-nya. “Tentu saja... sang Superstar kita sudah pasti memenuhi semua headline berita selama satu minggu kedepan,” sahut seorang pria berbadan bongsor yang baru saja datang.  Pria berkacamata dengan jenggot yang dijalin itu bernama Ari. Dia merupakan sahabat Nathan sekaligus merangkap sebagai manajer sang aktor. Sosok Ari jugalah yang pada awalnya mengenalkan Nathan dengan mbak Yessy. Bisa dikatakan bahwa titik balik yang terjadi di hidup Nathan adalah berkat sahabatnya itu. “Kita harus merayakan keberhasilan ini,” ucap Mbak Yessy kemudian. Wanita berusia 41 tahun itu terlihat begitu antusias. Malam ini dia bahkan tampil super menawan dalam balutan dress hitam lengan panjang dengan aksen renda-renda putih di lengan dan bagian bawah roknya. “K-kita harus merayakannya?” raut wajah Nathan berubah tegang. “Iya tentu saja. Saya akan mengajak semua staf dan juga pihak menyelenggara konser untuk makan malam bersama. Lokasinya nanti akan saya kirimkan lewat pesan. Jadi sebaiknya kamu bersiap-siap.” Mbak Yessy menepuk pundak Nathan dengan pelan, kemudian berjalan pergi dari tempat itu. Hening. Suasana berubah canggung begitu sang CEO pergi dari sana. Nathan tidak lagi bersuara dan memilih duduk sambil menghela napas panjang. Dia meraih sebotol air mineral dan meneguknya hingga botol itu kosong dan mengerut. Setelah itu tatapannya beralih pada Ari yang sekaramg juga terlihat canggung. “Apa aku punya jadwal untuk besok?” tanya Nathan. Ari meneguk ludah. “Besok sore kamu ada pemotretan untuk cover salah satu majalah lokal.” Nathan beralih menatap arlojinya yang sudah menunjukkan pukul 23.00 malam. Dia mendesah pelan, kemudian bangkit dari duduknya. “Ayo kita ke lokasi makan malam bersama!” “Kamu bisa saja tidak mengikutinya, Nath! Aku bisa membuat alasan pada Mbak Yessy,” tutur Ari. “Kamu pasti mau pul—” “Aku mau mengikuti makan malam bersama itu. Mereka semua merayakannya untukku, jadi aku harus berada di sana.” Nathan langsung menyela. “Kamu yakin?” Ari menatap sangsi. “Ayo kita segera pergi!” _ Setelah berkendara sekitar 20 menit, akhirnya Nathan dan Ari sampai di sebuah restoran yang sudah ditunjuk oleh mbak Yessy. Aroma daging yang dipanggang pun langsung menusuk hidung. Suasana di sana sudah begitu ramai dan berisik. Semua orang asyik bercengkerama dan sesekali tertawa terpingkal-pingkal. Kedatangan Nathan pun langsung disambut dengan riuh tepuk tangan dan siulan yang terdengar silih berganti. Nathan pun membungkukkan badannya seraya tersenyum dan tidak henti-henti mengucapkan terima kasih kepada mereka semua. “Terima kasih semuanya...!” “Terima kasih!” “Silakan nikmati hidangannya!” Nathan beranjak duduk di sebuah kursi yang sudah di sediakan khusus untuknya. Jika para staf lain duduk beramai-ramai di sebuah meja yang panjang, Nathan duduk di tempat terpisah bersama mbak Yessy dan Ari. Mereka hanya duduk bertiga saja di sebuah meja yang cukup kecil. Bahkan ada tirai khusus yang membatasi keberadaan mereka dengan orang-orang yang lainnya. “Kenapa tirainya diturunkan?” tanya Nathan. Ari tersenyum tipis. “Mbak Yessy mau membicarakan sesuatu sama kamu.” Nathan pun beralih menatap mbak Yessy yang duduk tepat di depannya. “A-ada apa, Mbak?” “Coba cek akun bank milik kamu!” Ari buru-buru menyerahkan sebuah handphone pada Nathan dan pemuda itu pun langsung mengeceknya. “I-ini....” Nathan menatap tak percaya. “Itu adalah bonus dari saya atas pencapaian kamu selama ini,” ucap mbak Yessy. Nathan masih menatap deretan angka itu dengan pupil mata bergetar. “I-ini banyak sekali, Mbak!” Mbak Yessy tersenyum. “Kamu bahkan bisa menghasilkan lebih banyak lagi dari itu. Tapi....” mbak Yessy menggantung kalimatnya.    “Tapi apa, Mbak?” tanya Nathan. “Kamu harus bekerja lebih keras lagi dan tentu saja... rahasia itu harus tetap aman.” mbak Yessy berbisik pelan. Raut wajah Nathan langsung berubah tegang. Sejenak dia tidak bisa berkata-kata. Helaan napasnya tertahan di kerongkongan untuk sekian detik. Setelah itu barulah dia memaksakan bibirnya untuk tersenyum, namun dia sama sekali tidak berani menatap langsung pada mbak Yessy dan hanya menundukkan wajahnya. “Kenapa? apa kamu tidak suka dengan keputusan saya?” tanya mbak Yessy. “T-tidak, Mbak! Saya baik-baik saja dengan hal itu,” jawab Nathan. “Semua ini saya lakukan juga demi kamu... tidak ada satupun yang dirugikan di sini. Bukankah dulu kamu pernah mengatakan akan melakukan apa saja untuk membahagiakan dia? saya rasa ini adalah sebuah bentuk pengorbanan kamu untuk dia dan dia pun juga harus menanggung risiko ini sebagai bentuk dukungannya kepada kamu,” jelas mbak Yessy. Nathan meneguk ludah. “Lihatlah sekarang... dunia bahkan mulai mengenal kamu. Jika berjalan lancar... jalan bagi kamu untuk berkarir di kancah internasional bahkan mulai terbuka. Kamu sudah menjadi seorang superstar! Tidak ada lagi yang akan meremehkan kamu. Kamu bisa mendapatkan apa yang kamu mau sekarang. Bukankah itu yang kamu mau?” tanya mbak Yessy. Nathan hanya tersenyum tipis. Bersamaan dengan itu handphone miliknya bergetar pelan. Ternyata itu adalah sebuah panggilan masuk. Nathan meneguk ludah begitu melihat nama yang tertera di layar. Mbak Yessy yang kebetulan juga melihatnya berpura-pura tidak peduli dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Nathan terpaku menatap layar handphone itu. Raut wajahnya seketika berubah murung. Ari yang duduk di sebelahnya pun ikut merasa bersalah dan langsung berbisik ke telinga sahabatnya itu. “Kamu bisa pergi sebentar untuk menjawab panggilan itu,” bisik Ari. Nathan tidak menjawab sama sekali. Dia hanya menatap layar handphone-nya itu hingga getar itu berhenti dan cahaya layarnya kembali padam. “Kenapa kamu tidak menjawab panggilannya?” tanya mbak Yessy. “K-karena kita sedang membicarakan hal yang serius. Dia pasti akan mengerti,” jawab Nathan. Senyum mbak Yessy kembali merekah. Obrolan mereka pun terus berlanjut bersama malam yang semakin larut. Sang CEO masih saja bersemangat membeberkan berbagai rencana besarnya terkait karir Nathan di masa depan. Sedangkan sang bintang kini terlihat semakin gelisah. Handphone Nathan yang diletakkan di atas pahanya terus saja bergetar. Ari yang juga mengetahui hal itu hanya bisa menghela napas. Sedangkan Nathan masih saja menampilkan senyum yang dipaksakan. “Saya pamit duluan ya! sekali lagi selamat atas keberhasilan kamu.” Mbak Yessy bangkit dari duduknya dan tersenyum tipis. “Semua juga berkat Mbak Yessy. Keberhasilan ini adalah milik kita bersama,” pungkas Nathan. Sang CEO tersenyum, lalu segera pergi setelah berpamitan dengan para staf yang lain. Nathan dan Ari menatap kepergian wanita ambisius itu seraya menghela napas panjang. setelah itu keduanya langsung saling pandang, lalu tersenyum lemah. “Maafin aku, Nath,” ucap Ari lagi. “Kenapa kamu minta maaf?” tanya Nathan. “Harusnya sekarang kamu sudah bisa menikmati waktu bersa—” “Sudahlah... aku capek! Aku akan langsung pulang ke apartemen.” Nathan lekas bangkit dari duduknya dan juga bergegas pergi dari sana. Setiba di dalam mobil, Nathan pun segera mengeluarkan handphone-nya. Sudah ada puluhan panggilan tidak terjawab. Ada banyak pesan yang belum dibacanya. Ketika akan membuka pesan itu, lagi-lagi sebuah panggilan telepon masuk masuk. Nathan menelan ludah, lalu mengempaskan kepalanya ke sandaran kursi mobil. Tidak lama kemudian dia kembali menatap layar handphone-nya yang masih bergetar. Jemarinya pun mulai menyentuh layar itu, tidak untuk menjawab panggilan, melainkan untuk mematikan handphone-nya. “Maafkan aku... tapi hari ini aku begitu lelah,” bisiknya lirih. _ Bersambung.         

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Tomorrow

read
168.9K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
61.5K
bc

Married by Accident 2

read
119.4K
bc

FINDING THE ONE

read
29.8K
bc

The Terror of Evolution

read
6.9K
bc

Keyra

read
88.8K
bc

A TWIST OF FATE

read
52.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook