Bab 7. Cemburu

1000 Words
Reina belum puas menghabiskan waktu di pantai. Kedatangan Lena yang tiba-tiba membuat Reina kesal dan khawatir. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau Juliana tahu tentang kedatangan Lena. Pasti akan sakit dan sedih, tetapi bagaimanapun Reina harus menceritakan semuanya sebelum Lena dan Juliana bertemu. Tentu saja mau tidak mau mereka pasti bertemu. Saat sampai di kamar tamu, Reina mendapati Juliana sudah bangun. Dia pun langsung menghampiri sang Kakak dengan wajah cemas. "Gawat, Kak! Ini gawat," ucap Reina dengan wajah gusar. Juliana mengernyitkan dahi, heran akan tingkah adiknya itu. Datang-datang sudah bersikap aneh. "Apanya yang gawat? Apa kamu bertemu pria tampan di sini?" tanya Juliana sedikit jahil. Dia gemas karena adiknya selalu heboh sendiri. "Kakak! Aku serius. Aku itu baru saja bertemu dengan mantan kekasih Joseph." Seketika pergerakan Juliana terhenti. Dia menatap wajah adiknya dengan kebingungan. "Maksudmu apa?" tanya Juliana masih belum paham dengan ucapan adiknya mungkin karena baru bangun tidur. Reina berdecak pelan, lalu menceritakan pertemuannya dengan Lena. Sisa kantuk Juliana langsung menguap dengan kekagetan yang menyergap wanita itu. Juliana hanya diam, mencoba mencerna semua informasi yang diberikan oleh Reina. "Aku baru saja bertemu dengannya tadi di pantai dan dia membuatku kesal. Namanya Lena. Kakak harus hati-hati dengannya. Aku rasa dia masih menaruh hati pada Joseph," cerocos Reina mengungkapkan kekesalannya. Suara Reina seolah menjauh, di telinga Juliana hanya berdengung kata mantan yang membuat hatinya langsung merenyut sakit. "Kalau dia mantan memangnya kenapa? Harusnya dia tahu diri untuk tidak singgah di rumah mantannya yang sudah beristri," lanjut Reina masih tampak kesal. Juliana masih terdiam hanya memilih membisu dan mendengarkan ocehan Reina. Melihat kakaknya hanya diam dan berwajah sendu karena mendengar kabar kedatangan Lena, Reina menjadi tak tega. Reina pun berinisitif untuk mengajak kakaknya jalan-jalan di sekitar mansion. Juliana menuruti ajakan adiknya. Mereka keluar kamar untuk jalan-jalan di sekitar mansion. Udara sore hari sangat menyejukkan dan bisa membuat perasaan Juliana sedikit membaik. Dengan begitu mungkin pikiran Juliana bisa rileks. Namun sepertinya usaha Reina harus kandas di tengah jalan, karena saat mereka sedang asyik menikmati pemandangan taman tidak sengaja mereka bertemu dengan Lena. Mantan kekasih Joseph itu tiba-tiba saja mendekati Reina dan Juliana. Lena dan Juliana saling tatap, lalu mantan kekasih Joseph itu menelisik penampilan Juliana dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sementara itu, Juliana hanya bisa diam dengan hati yang mulai gamang dan bisa menebak kalau wanita itu adalah Lena. Sesuai perkataan Reina, mantan kekasih Joseph itu cantik dan anggun. Hingga ada ketakutan yang menyelusup di relung hati Juliana, jika Joseph bisa saja kembali jatuh cinta pada Lena. Cemburu? Sudah jelas. Siapa yang tidak cemburu saat mantan pacar suami datang ke rumah mertuanya? Itu menyakitkan bagi Juliana. Namun, Juliana tidak bisa berbuat apa-apa. Dia sadar diri dimana dirinya berada saat ini. Juliana harus tetap menjaga sikap, apalagi dia dan mertuanya baru saling kenal. Jangan karena cemburu, Juliana malah mengacaukan segalanya. Dia tidak berharap seperti itu. "Aku, Lena. Mantan kekasih Joseph." Lena sengaja menekan kembali kalimat terakhir dengan tatapan sinis. Dia juga tidak segan kembali mengamati penampilan Juliana yang menurutnya tidak lebih baik darinya. "Juliana," ucap Juliana menerima uluran tangan dari Lena. Melihat gelagat Lena yang besar kepala, Reina pun ikut dalam pembicaraan mereka. "Dia kakakku, Juliana. Istri sah Tuan Joseph." Tak mau kalah, Reina pun ikut menekan kalimat terakhir membuat Lena mendelik pada Reina. "Aku tahu. Kamu tidak perlu menjelaskan lagi!" seru Lena kesal. Reina tersenyum puas. Dia senang melihat wajah Lena yang memerah. "Oh, baguslah. Kalau begitu jangan sampai kamu merebut Joseph dari Kakakku!" seru Reina tidak tanggung-tanggung. "Apa?!" Lena tampak kesal mendengar perkataan Reina. Sementara itu, Juliana berusaha menghentikan adiknya. Dia tidak mau ada keributan yang disebabkan oleh dirinya. "Sssttt! Sudah jangan bicara seperti itu. Ingat kita ini tamu, Reina," ucap Juliana mengingatkan. "Biarkan saja. Wanita yang seperti itu harus dikasih pelajaran, Kak." "Reina." Juliana memanggil nama adiknya dengan nada tertahan dan wajah tak suka membuat Reina langsung mendengus. "Baiklah, Kak," timpal Reina sekenanya. Reina pikir, Lena tidak akan berbicara macam-macam lagi, tetapi ternyata tidak demikian, karena selanjutnya Lena terus menelisik penampilan Juliana. Dia bahkan berpikir kalau Joseph tidak mungkin menikahi wanita seperti Juliana. Itu karena Juliana jauh dari tipe ideal seorang Joseph. Sampai tiba-tiba Lena punya pemikiran kalau Joseph hanya menjadikan Juliana sebagai pelarian darinya. Lena jadi merasa kasihan pada Juliana, tapi juga merasa puas, karena itu artinya Joseph belum bisa melupakannya. Saat sedang saling menelisik, tiba-tiba Ariana datang dan Juliana bisa bernapas lega. Dipandang dengan tatapan remeh oleh Lena membuat Juliana tidak nyaman juga malu. Dia sadar diri, kalau dirinya tidak sebanding dengan Joseph, tetapi itu pun karena Juliana tidak tahu jika Joseph adalah orang kaya. "Hai, Sayang. Kalian sudah berkenalan, kan?" tanya Ariana saat sampai di antara Juliana dan Lena. Juliana tersenyum ramah sembari mengangguk, sementara Lena hanya mengedikkan bahu tanda tak acuh. "Syukurlah kalau kalian sudah saling berkenalan. Dia ini menantuku, Lena." Ariana dengan bangga memperkenalkan Juliana sebagai menantu Ariana membuat Lena tidak senang. Dia bahkan tidak tahu kabar pernikahan Joseph dengan wanita itu. Lena merasa tidak dihargai lagi. "Aku kaget kalau Joseph sudah menikah. Aku kira dia masih lajang," ujar Lena dengan wajah sedih. Mendengar itu, wajah Ariana langsung berubah. Dia melirik pada Juliana dengan perasaan tak enak hati. Begitu Pula dengan Juliana, wanita itu sampai menundukkan kepala karena malu mendengar perkataan Lena, seolah dirinya orang yang tidak diharapkan. Keadaan mulai berubah membuat Ariana memilih mencari cara lain agar tidak terjadi hal buruk antara Juliana dan Lena. "Oh iya, hari sudah senja. Sebaiknya kita ke dalam. Nanti kita makan malam bersama, ya?" Ariana langsung mengajak Juliana masuk membuat Lena kesal sementara Reina tersenyum puas. "Saya berharap, kalian berdua bisa berhubungan baik." *** Sementara itu di tempat lain di salah satu rumah pertanian milik seorang warga terbaring seorang pria tak sadarkan diri penuh luka. "Kita harus memberitahu polisi soal pria ini," kata seorang wanita paruh baya yang berdiri di samping seorang pria yang merupakan suaminya. "Ini kartu identitasnya. Aku menemukannya di dalam dompetnya." Pria itu kemudian menelepon panggilan darurat dan setelah teleponnya di jawab, pria itu berkata," Aku menemukan korban kecelakaan helikopter. Namanya, Joseph Allerand Reign."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD