16. Langit dan amarah

1177 Words

Senja berdecak kesal seraya berjalan menuju pintu apartemen. Perempuan itu terus menyumpah serapahi seiapa pun yang berada di balik pintu tersebut. Masalahnya si tamu itu tidak sabaran dan tidak tau diri. Dia memencet bel dengan grusukan. Hal itu jelas menganggu Senja yang sedang belajar. "Awas aja kalau orang iseng," gerutu Senja. Hingga pada saat pintu berhasil terbuka sempurna, seseorang di depan sana sukses menghentikan dunia Senja selama mungkin ada satu detik. "Kak Langit?" Mulutnya refleks menyebut nama itu. Langit dengan beberapa luka yang masih belum kering di beberapa bagian tubuh itu sudah berdiri menatap Senja tajam. Senja sampai kesusahan untuk menelan salivanya sendiri. Namun, beberapa saat kemudian dia buru-buru menormalkan raut wajahnya. Senja sedang kesal dengan le

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD