"Gal, Gal, berhenti dulu Gal!" pinta Senja agak teriak sambil menepuk-nepuk bahu Galaksi dengan tidak sabaran. Galaksi langsung menghentikan motornya lalu menoleh ke belakang. "Ada apa?" Mata Senja memicing, jadi sipit untuk melihat lebih jelas ke depan. "Motor itu, gue kayak kenal deh," ucapnya. "Motor?" Galaksi mengikuti arah pandangan Senja. "Nggak-nggak, gue nggak mungkin salah, itu motor Kak Langit, Gal!" Ah, Galaksi yang masih loading pun baru dapat menangkap apa yang Senja maksud setelah mendengar nama kakak kelasnya itu disebut. Tidak mau panik dulu, Galaksi memilih untuk benar-benar memastikan sekali lagi. "Kenapa motor Kak Langit ada di sana? Gal, demi, gue hafal banget sama motor dia." Galaksi juga demikian, hanya saja, benar, "Kenapa motor Langit ada di sana?" guma