Irisa masih tak habis pikir dengan apa yang baru saja terjadi. Kakak laki-laki Nora melakukan percobaan bunuh diri, bahkan meninggalkan pesan di atas secarik kertas. Untungnya, Irisa langsung menghubungi ambulans sehingga nyawa pria itu masih bisa terselamatkan.
Nora duduk dengan perasaan yang tidak tenang. Entah sudah berapa kali wanita itu menghela napas, bahkan kakinya terus bergerak mengetuk lantai dengan cepat.
“Irisa, sepertinya kakakku memang sudah gila. Dia mencoba bunuh diri karena tidak ingin menjadi beban? Bagaimana bisa dia berpikir seperti itu?”
Kepala Irisa menggeleng lemah karena dia pun tidak mengerti. Kematian tidak akan menyelesaikan masalah, justru hanya akan meninggalkan luka dalam yang sulit disembuhkan. Jika kakak laki-laki Nora tidak ingin menjadi beban, seharus
