Keesokan harinya, di pagi hari. Seperti biasa, Irisa dan Allen selalu sarapan bersama yang dari awal hingga akhirnya hanya diselimuti keheningan. Hal itu tidak menjadi masalah bagi Irisa, mengingat dia sudah terbiasa dan justru lebih bersyukur jika pria itu tidak mengatakan apa pun saat sedang makan. Irisa mengelap mulutnya dengan tisu, lalu beranjak dari kursi untuk kemudian berjalan menuju kulkas. Tangannya membuka lemari pendingin itu, mengambil satu botol air mineral yang tersedia di dalamnya. Di belakangnya, Irisa merasakan tatapan yang begitu mengintimidasi hingga membuat tubuhnya tertegun selama beberapa saat. Tadinya dia hendak mengabaikannya, namun tiba-tiba terdengar suara maskulin dari orang yang sedang menatapnya tersebut yang seketika membuatnya menoleh. “Pelayan sudah