Work time

1390 Words
“Bolehkah aku meminta waktumu malam ini, aku ingin kau bersamaku malam ini, apakah kau bersedia meluangkan waktumu yang berharga itu, Ly?” tanya Alex menatap wajah Cameella dengan tatapan sendu. “Izinkan aku bersamamu malam ini, aku sedang ingin melepaskan semua gundah yang ada di hatiku. Aku ingin sehari saja tidak menjadi seorang Alex. Aku ingin keluar dari bayang-bayang tentangku…” ucapnya putus asa. Kalimat pria itu membuat Cameella memejamkan mata sejenak. Hatinya berkecamuk. Haruskah aku mengabulkan permintaan pria ini? Dan melanggar peraturan yang aku buat sendiri… “Please, Ly. Malam ini saja, bolehkah? Temani aku disini…” ucap Alex menghiba. “Only one night. Please…!” bisiknya lagi sembati menitikkan air matanya menahan sesak di dadanya. Dia melirik jam di pergelangan tangannya. Lalu menghela nafas. Karena waktu yang seharusnya sesuai perjanjian telah lama berakhir. “Ly…please…” dia meraih dagu Cameella. " Aku, sedang tidak ingin bersandiwara malam ini, kalau kamu mengizinkan, aku ingin melalui malam ini bersamamu.." Bisik lirih, menjadi pertanda lelah hati sang pemilik wajah tampan. “Aku ingin memiliki sebuah kisah yang mampu membuatku merasa sanggup…” Cameella menghela nafas panjang. “Apakah, tidak bermasalah jika menginap?” tanya Cameella sembari mbalas tatapan yang sedikit berbinar dengan jawabannya. Alex tertawa sinis. “Siapa yang akan mencari? Pembantu. Hhh…aku tak sepenting itu di rumahku, Ly…” jawabnya singkat. “Apakah kau bersedia, Ly?” tanyanya meyakinkan. Cameella enggan menebak, maksud ucapan kliennya, dia memilih menjawab singkat. "Untungnya Ly bukan orang penting, jadi tak memiliki kegiatan berarti malam ini.." Tawa ringan membingkai akhir kalimat Cameella, membuat pria itu menatap wajah riangnya dalam. " Ohh, ya. Aku Alex, jangan panggil aku tuan, itu membuatku canggung.." Ujarnya sedikit lebih ringan. " Kalau malam kau tak memiliki kegiatan, apa kegiatan siangmu?" Pertanyaan demi pertanyaan mulai mengalir perlahan, rasa lega menjalari hingga membuat wajahnya cerah. " Hmm, Ly siang kuliah sih, Kak…”Meski enggan menjawab, tapi Cameella tak berniat untuk berbohong dengan pemilik mata sendu yang tengah membelai rambutnya dengan lembut. Rasa nyaman melintasi benaknya, pertama kalinya dia merasa tidak seperti wanita penghibur. " Ahh, Sure? It's verry good, kuliah dimana kamu? " Pertanyaan ini semakin memperlihatkan semburat bahagia telah terlukis diwajahnya. Entah mengapa Cameella juga merasa lega ketika menikmati wajah Alex menyiratkan kebahagiaan. Mungkin ini pertama kalinya dia bersyukur menjadi wanita penghibur dan berhasil menciptakan bahagia di wajah kliennya, tak hanya sekedar urusan ranjang lalu pergi menghilang entah kemana, hadir kembali ketika mereka ingin. Sembari menikmati wajah kliennya, Cameella memutar bola matanya hingga terlihat menggemaskan, membuat Alex tak kuasa untuk menahan diri, akhirnya kecupan lembut telah mendarat di dahinya. " Ly kuliah di KingsQueen, Kak. Yakin kakak mau nginep bareng Ly disini? Gak takut ketahuan? " tanyanya lagi meyakinkan. " Hmm, kenapa? Kamu tak ingin bersamaku malam ini? " Tanyanya lirih. Cameella menggeleng perlahan, menatap mata sendu itu. Ohh! kenapa mata itu sepertinya menceritakan segala kepahitan yang di jalani. " Bukan, Kak. Ly hanya gak ingin menjadi alasan orang lain bertengkar…” Cameella menghela nafas sejenak “Meski Ly sadar, semua ini salah. Tapi Ly juga gak mau menambah list dosa…” Alex mendekap Cameella erat, seolah ingin membagikan beban hidup yang dia jalani. " Andai aku pulang, maka kemungkinan terbesarnya adalah aku bunuh diri,," bisiknya nyaris tak terdengar. "Mengapa kakak berkata seperti ini? " Alex kembali menghela nafas panjang mendengar pertanyaan Cameella. "Aku lelah dengan kehidupan rumah tanggaku yang penuh sandiwara, aku ingin istirahat sejenak..." Cameella mengerutkan dahi. Separah itukah rumah tangga pria muda ini, bukankah usianya masih muda, berarti pernikahan itu belum lama terjadi, lantas mengapa pria ini terlihat sangat putus asa? Pertanyaan demi pertanyaan menghampiri tanpa mendapat jawaban. " Kalau memang Ly membuat kakak nyaman, Ly akan nemanin kakak malam ini…” jawab Cameella kemudian karena tak tega. " Makasih Ly, sudah menjadi tempatku bersandar untuk sejenak…” bisik Alex lagi. "Kamu mau makan malem apa?” tanya Alex seraya menatap bola mata nan indah milik Cameella. "Kakak udah laper? Mau Ly beliin di luar? Kakak lagi pengen makan apa?” Pertanyaan Cameella membuatnya melepaskan pelukan, lalu memandangi wajah nan ayu milik Cameella. "Aku nanya kamu, kenapa jadi kamu yang balik nanya, aku sedang tidak punya pilihan menu, gimana kalau ikut selera kamu?" Pertanyaan Alex membuat Cameella menoleh menatap pria itu. “Yaudah, kalau gitu Ly pesen dulu, ya? Apa yang udah Ly pesen wajib di makan berarti…” ucap Cameella riang. Meskipun dirinya enggan, tapi Cameella tetap memberikan pelayanan terbaik. Demi mempertahan kualitas dan harga. Maklum dia tak bercita-cita lama menjadi wanita penghibur. Hanya setelah dia melunasi semua hutang dan membeli beberapa aset untuk masa depannya agar tak terlunta-lunta lagi. "Kamu jangan pikirin aku, beberapa hari ini makanku kacau, tapi dengan kamu disini menemaniku, sudah lebih dari cukup bagiku.." Mendengar jawaban Alex, Cameella sontak duduk sembari memasang wajah tegang. "Serius kak? telat makan itu tidak baik loh! Bahkan ada yang pernah makan gak teratur jadi hampir kehilangan nyawa. Ingat, otak kita juga butuh nutrisi untuk kembali berfikir, sekarang gini. Kakak mau makan apa?" Tanya Cameella serius. "Hmm.. Aku sedang tidak berselera Ly..." Jawab Alex lesu, tatapnnya kosong mengarah langit-langit kamar. Cameella memutar otaknya untuk menolong pria yang tengah mengalami krisis kepercayaan seperti dirinya kala itu sebelum kehadiran malaikat penolongnya. Tidak percaya dan sulit mempercayai bahwa di dunia ini masih banyak manusia yang berhati baik. "Kalau kakak gak mo makan, Ly balik nih-ya sekarang. Lily gak mau loh tar tiba - tiba kakak mati disini, dan lily lagi yang kena imbasnya, Di headline news tertulis gede gede, WANITA p*****r TELAH MEMBUNUH TEMEN TIDUR-NYA, syerem gak tuh judul? Jadi ayoo makan.." Aksi Cameella akhirnya di patuhi oleh Alex. "Tega kamu. Oke deh! Kita makan keluar yuk, Menu disini kurang cocok di lidahku.." Ujar Alex Alex mengulurkan tangannya, Cameella hanya termangu. Hingga membuat Alex langsung mengangkat tubuh mungilnya menuju bathroom dan membersihkan diri. Setelah menyelesaikan mandinya, mereka bersiap melangkah hingga Cameella menoleh dan berkata. " Kak, kalau kita keluar bareng, kayaknya impossible, gimana kalau kita terlihat oleh keluarga atau kolega kakak, setidaknya kakak harus tetap menjaga wibawa kakak di luaran, lagian Ly tidak cukup kuat untuk bertarung.." ucap Cameella yang tak ingin mencari keributan di luaran. Tawa Cameella mendapat sahutan dari Alex " Kalau itu kehendakmu, baiklah. Tapi aku ingin kita menikmati udara segar luaran bersamamu.." Ujar Alex lagi. Akhirnya mereka memutuskan untuk memesan menu makanan hotel. Sembari menunggu pesanan, mereka menikmati tontonan televisi berdua. Bak sepasang kekasih, Alex tampak menikmati kebersamaan dengan Cameella, begitupun Cameella terlihat nyaman berada di sisi pria itu. Tiga puluh menit berlalu, suara bel pintu berbunyi dan Cameella bergegas menuju pintu dan menerima pesanan mereka. Tercium aroma menu yang dibawakan oleh pelayan Vizz'Otel Hotel Bintang 5 tersebut begitu menggoda. Cameella menyusun menu makanan di atas meja makan yang tersedia di Penthouse Vizz'Otel. Alex hanya berdiri memperhatikan aski Cameella yang tampak memperlakukan dirinya layaknya sepasang kekasih. Ada gurat - gurat bahagia menghampiri relung hati terdalamnya, memaksanya tuk menikmati semua kebahagiaan yang saat ini terjadi. Menyadari Alex memperhatikannya, Cameella meraih tangan Alex dan menuntunnya duduk di kursi, lalu memasangkan serbet tepat di meja Alex. Tak perlu banyak bicara, Cameella duduk di sebelah Alex dan mulai menyendokkan makanan lalu memberikannya kepada Alex. Aksi Cameella membuat Alex tertegun sejenak. Terselip rasa haru menyelinap di sudut hatinya, bagaimana mungkin seorang p*****r memperlakukannya begitu tulus? Sedangkan sang istri bahkan hampir tak pernah bertegur sapa. " Gimana rasanya kak? Suka gak? " Tanya Cameella mendapat anggukan dengan wajah di penuhi rona merah pria tampan itu. Melihat Alex menyukai menu yang tengah mereka nikmati, Ia semakin semangat memberikan suap demi suap. " Pesawat dataangg.!! Bukaaa gerbaaang..aaaaaa.....aaemmm. Nah gitu donk, tinggal di kunyah abis tu telan deh, simple kan kak, ayoo mulai.." Cameella menyodorkan sendok kepada Alex, sembari memasang tampang lucu, Alex meraih sendok dan menyendokkan menu di hadapannya. Aneh! Setelah sekian lama menikmati menu Vizz'Otel tapi baru kali ini ia merasa menu makanan sang koki begitu nikmat. Sedetik kemudian bayangan sang istri yang lebih memilih menikmati liburan keliling dunia bersama selingkuhannya, menghiasi isi kepalanya, sangat berbanding terbalik dengan wanita penghibur di hadapannya. Alex menikah karena perjodohan yang telah di janjikan orang tuanya ketika dirinya masih bayi dahulu. Flash back Kala itu Bisnis orang tuanya mengalami kemerosotan akibat adanya isu bahwa salah satu produk yang di keluarkan dari perusahaan milik ayahnya mengandung minyak babi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD