Meet Up Bagas Hartanto

1524 Words
“ Ly, jangan lupa ambil tas di bagasi mobil ya, trus kalau aku calling jawab ya..” Bisiknya sembari mencium pipi Cameella dan memeluknya erat. “Semangat kerjanya, Kak. Ingat! Semua akan baik-baik saja, jalani dengan optimis oke? “ Cameella akhirnya turun dari mobil dan berpamitan dengan Alex. Bak sepasang kekasih mereka terlihat sangat romantis satu dan yang lainnya, yang enggan berpisah. Lalu akhirnya Cameella melangkah memasuki apartement setelah menerima kunci mobil dari security. Sedangkan Alex telah bersama supir pribadinya meninggalkan apartement menuju kantornya. Cameella menuju mobilnya dan mengambil tas yang dikatakan Alex, lalu membawanya ke unit apartement miliknya. Untuk menghindari masalah, Cameella lebih memilih menerima uang cash. Tarif fantastis Cameella membuatnya mudah untuk mengumpulkan uang dan membeli apapun yang dia inginkan. Tak ingin bersentuhan dengan sang rentenir dia sengaja membeli apartement mewah dengan fasilitas keamanan tingkat tinggi. Meski apartement itu belum sepenuhnya lunas, karena dirinya memprioritaskan pelunasan hutang ibunya terlebih dahulu. Cameella sudah memiliki mobil mewah untuk kendaraannya sehari-hari. Apartemen mewah dengan harga fantastis dia beli di tengah kota yang tak jauh dari Lokasi kampusnya. Dia membeli apartemen dengan ukuran luas. Dia tinggal bersama seorang pembantu rumah tangga yang dia pekerjakan untuk membantu melayani dirinya. “Selamat datang, Non Milla…” sapa pembantu yang telah menerima koper dan tas yang di bawanya, lalu membawa ke dalam kamar gadis cantik itu. “Masak apa hari ini, Mbok?” tanyannya sembari berjalan ke dalam kamar. “Kesukanan non Milla dong…” jawabnya sombong. “Asyik!” Cameella mengacungkan jempolnya dengan wajah cerah. Sesampainya di kamar Cameella istirahat sejenak karena dirinya nanti akan pergi ke kampus untuk kuliah. Dia tak ingin terlihat lelah oleh teman sekampusnya. Sehingga menjado pusat perhatian oleh teman-temannya. Dia sengaja menutup diri dari teman-temannya. Karena enggan mendapat banyak pertanyaan perihal diri dan kehidupan pribadinya yang memang enggan dia ceritakan kepada orang lain. Karena ketika menceritakan kehidupannya hanya akan menggoreskan kembali luka hatinya yang telah mulai mengering. Siang itu Cameella seperti biasa datang ke kampus dengan style yang sederhana dan make up tipis. Karena tak memiliki teman di kampus, untuk mengisi waktu dirinya lebih suka berada di perpustakaan. Sadar akan tujuannya kuliah di kampus itu hanya untuk mencari keberadaan sang malaikat penolongnya, sehingga dirinya tak ingin memperumit pencarian dengan memecahkan konsentrasi. Orang-orang di kampus menjulukinya sebagai kutu buku, karena hobinya nongkrong di perpustakaan, walau sesungguhnya alasannya nongkrong di perpustakaan adalah karena di sanalah tempat teraman, area yang minim komunikasi. "Mill—Dosen kita ga masuk hari ini, dia cuma ngasih tugas kita buat nyari referensi tentang materi Hukum Adat di perpus, mo ikutan kaga? Anak-anak yang laen udah pada ke perpus, kalau lo mo nyusul yaudah duluan aja, gue nunggu anak-anak yang belum dateng…” sapa sang ketua kelas begitu dirinya memasuki ruang kelas. Cameella menoleh ke seisi kelas dan ternyata kosong. “Yaudah, Milla nyusul ke perpus aja, Kak.” jawabnya singkat. “Makasih, ya.” “Siip…” jawab sang ketua santai. Cameella berjalan menuju perpustakaan, seperti biasa dia berjalan dengan kepala menunduk, solah menyembunyikan kecantikannya. Terus berjalan melewati lapangan basket kampus dimana para pebasket andalan kampus tengah berlatih disana, di dukung oleh para fans atau pasangan mereka satu persatu. Semeriah apapun situasi itu, Cameella hampir tak pernah menoleh. Matanya akan jelalatan ketika berada di area parkir, karena dirinya mencari mobil dengan ciri khas yang pernah menolongnya, selain itu dirinya lebih suka menundukkan kepala. Cameella melintasi trotoar kampus di depan lapangan basket tak sengaja lemparan bola basket itu mengenai kepalanya. "Aduhh" rintihnya sembari memegangi kepala, meringis menahan nyeri di kepalanya yang terkena lemparan bola basket "Sorry, sist. Kaga sengaja, bedarah kaga?" tanya sebuah suara yang perlahan mendekat kearahnya untuk mengambil bola di dekat Cameella berdiri dan memeriksa kepala Cameella, pria itu memegang kepalanya, terlihat dahi Cameella memerah, dia mengusap dahinya lalu menghembuskan kearah dahi mulus miliknya. Sekilas Cameella melirik orang yang menghembus kearahnya itu, hingga tanpa sengaja tatapan matanya bertemu dengan mata elang si pelempar bola. Seketika dirinya tersadar. "Kaga apa kok, Kak. Kaga sakit juga, udah sih abaikan aja, lanjut dah maennya" jawab Cameella mengalihkan pandangannya kearah samping. Bening bener ni cowok! Dari fakultas mana, kok kaga pernah ketemu. Ohh, iya. Gue kan emang nutup diri, takut ketahuan kalo gue wanita penghiburr. "Serius kaga apa lo. Beneran nich? Sorry ya, gue kaga sengaja tadi, mungkin gua butuh aqua kali ya biar fokus maen..." canda sang pria tampan dengan sedikit kaku. "Iya, Kak. Beneran kaga pa-pa. Yaudah silahkan lanjut main, mo lanjut ke perpus nih...” Cameella mengakhiri pembicaraannya, dia tak ingin dirinya sampai terlena dan akhirnya jatuh hati dengan teman sekampusnya. Meski sejujurnya dia sedikit terpesona dengan ketampanan pria di hadapannya. Siapa sih wanita yang tidak tergoda oleh seorang pebasket? Yaelah, mulai lagi dech ngelantur. Sadar Mill, lo siapa? Kaga ada satu orangpun pria yang bakal mau berkencan dengan lo, kalau mereka tau lo itu siapa? Lo itu wanita kotor, jadi jangan sia-siain waktu lo hanya untuk membuat hati lo sakit. Lo cukup datengin si Malaikat penolong lo dan ucapin rasa syukur. Camella menggelengkan kepalanya perlahan, lalu menelan ludahnya getir. "Ohh mo ke perpus, by the way nama lo sapa dari fakultas mana?" tanya sang pebasket tampan itu menatap Cameella dengan tatapan teduh membuat Cameella membalas dengan senyum. "Wo—Gass!! Buruan lempar bola, jangan ngegombal disitu lo, dasar bangke!" teriak teman-teman dari lapangan basket. Membuat pria tampan itu menoleh dan mengacungkan jari tengahnya kearah mereka, hingga dirinya mendapat sorakan dari teman-temannya di lapangan karena sudah menjadi kebiasaan sang teman jika bertemu dengan wanita cantik dia akan mengeluarkan segala jurus untuk menahlukkan sang wanita. "Cameella dari fakultas Hukum, udah di panggil temen-temen noh!" ucap Cameella sambil tersenyum dan meninggalkan pebasket tampan yang bertubuh atletis itu dan pria itu, yang sudah di serbu teman-teman bermain basket, dia tampak mendengkus kesal melihat tingkah teman-temannya. "Bangke lo! Pake acara ngegombal segala, mo di kemanain cewek-cewek koleksi lo, belom lagi yang ngejar-ngejar lo, jalanin ma yang depan mata aja napa" tegur sang teman kepadanya karena sang teman menganggap dirinya tebar pesona kepada Cameella. "Gue cuma minta maaf dodol! Lagian mana mungkin cewek cakep kutu buku gitu dia mau ma gue!" sanggah pria itu. "Yaelah Gas, Gasss! Di kampus ini emang ada yang nolak lo? siapa sih yang bakal nolak Bagas Hartanto? cuma cewek buta yang bakal nolak lo bro! Yang nolak lo itu, karena kaga ngeliat gimana pamor Bagas Hartanto di kampus ini" celoteh sang sahabat lagi kepadanya. Bagas Hartanto adalah pria paling di gemari di kampus, selain cerdas dia juga pemain basket yang handal dan juga anak band. Selain itu background keluarganya juga bukan dari keluarga main-main, dia adalah putra konglomerat kaya Suryo Hartanto sang pemilik perusahaan maskapai penerbangan bergengsi negeri ini, yang sudah memiliki banyak rute keluar negeri. Selain maskapai penerbangan Suryo Hartanto juga memiliki perusaahan rokok yang menjadi pilihan rokoknya anak muda Indonesia, tak puas sampai disitu, dirinya mendirikan perusahaan farmasi beberapa tahun belakangan. Baru-baru ini, Suryo Hartantu mengakuisisi perusahaan farmasi rivalnya. Suryo Hartanto merupakan salah satu orang terkaya dari 100 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes. Selama 10 tahun terakhir dengan total kekayaannya tak tanggung tanggung tapi meskipun putra seorang konglomerat terkaya di Indonesia Bagas Hartanto tidak pernah sombong sedikitpun. Dirinya selalu berbaur dengan para mahasiswa lainnya bahkan ketika perusahaan rokok ayahnya terkena masalah bea cukai dan di demo mahasiswa termasuk dari KingsQueen University dirinya juga hadir disana untuk berorasi menyampaikan aspirasi bersama para mahasiswa lainnya. Begitulah sosok Bagas Hartanto yang tampan dan kaya raya itu, wajar jika semua orang ingin dekat dengannya terutama para wanita yang ingin memacari dirinya dengan full fasilitas, hingga membuat jiwa petualangan Bagas Hartanto sebagai remaja kian menggeliat. Berkencan dengan wanita dan bergonta-ganti wanita adalah hal yang lumrah baginya. Yang terpenting baginya, wanita itu adalah memiliki kriteria sebagai wanita kesukaannya. Meski menjadi seorang playboy, dia adalah anak yang penurut kepada orang tuannya. Bahkan ketika dirinya ingin mengambil fakultas seni karena dirinya sangat menyukai seni tarik suara tapi ketika sang ibu menginginkan dirinya masuk di fakultas kedokteran, dirinya pun menurut dan belajar dengan tekun sehingga dirinya selalu menjadi mahasiswa terbaik di fakultas kedokteran. Hal itu membuat orang tuanya sangat bangga terhadapnya dan sang ibu juga tak melarang ketika dirinya menekuni bidang musik dan sempat kursus di vocal untuk mengasah kualitas vocalnya, begitulah indahnya menjadi seorang Bagas Hartanto sebagai remaja yang beranjak dewasa hanya saja semua ia isi dengan hal positif. "Bangke lo sembarangan aja ngebacot, udah! lanjut maen kaga nih? mumpung masih semangat nih, haha" jawab Bagas Hartanto "Lanjut donk! malu lah kalo sampe tim kita kalah kali ini ama anak tehnik" jawab sahabatnya kepada Bagas. "Oke, kita maksimalin demi nama baik nih, tapi sekali-kali ngalah juga kaga apa" jawab Bagas menggoda sahabatnya yang terkenal temperamental. "Gilaa lu ndro! Kalo kalah lo traktir kita ke kantin pokoknya laper gua karna ngeliatin lu tadi jijay! Pake adegan sok romantis lagi, pegang-pegang kepala, lo kira lagi shotting drama korea? Itu karena cewek cakep, coba burik, pasti lo abaikan, dasar! gimana kalo cewek-cewek yang ngejar lu malah sakit hati trus malah nyakitin tu cewek yang kaga tau apa-apa" jawab sahabatnya seraya memegang perutnya yang memang keroncongan seraya melirik wanita wanita yang menjerit histeris. Haii bebz! Jangan lupa folow akun dreame/innovelku yak Instagrmku juga @weena_young
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD