Ya Malaikat penolong itu menyadarkan dirinya yang sudah sejak kepergian sang ibu, dia menjadi setengah gelandangan. Tak pernah mengurus diri karena kala itu yang di pikirnya tak ada satupun yang perduli terhadap dirinya di dunia ini, dan tak ada lagi keinginannya untuk melanjutkan hidup di dunia yang sangat kejam baginya.
Setiap bulan jika dirinya tak mampu membayar cicilan hutang kepada rentenir, maka sang putra dari rentenir itu yang akan membayarkan bunganya dengan imbalan dirinya harus melayani pria muda itu di atas ranjang, jika dirinya menolak maka mereka mengancam akan mengambil paksa salah satu organ tubuhnya untuk di jadikan sebagai pengganti p********n atas hutang yang telah di pinjam oleh almarhum ibunya.
Cameella sebagai gadis belia yang tidak memiliki orang tua yang bisa melindunginya, tentu saja tak berdaya di buat oleh putra sang rentenir. Dengan hati tersayat dia hanya menuruti hawa nafsu b***t putra sang rentenir, walau masih muda tapi tidak memiliki sedikitpun belas kasihan. Hal itu terjadi hampir setahun belakangan sejak kepergian sang ibu.
Sementara Ayahnya sibuk dengan istri barunya, sehingga lupa bahwa ada anak yang butuh perlindungan dan kasih sayangnya sebagai ayah.
Setiap Kali Cameella datang untuk mencari sang ayah, selalu saja tidak berhasil karena lapisan para penjaga sudah menghalanginya, dan para penjaga berpesan agar dirinya jangan mengganggu kehidupan pernikahan yang baru saja di bina sang ayah.
Mendengar bahwa sang ayah tidak ingin bertemu lagi dengannya, terbukti setiap kali ia datang selalu ayahnya tak pernah mau bertemu dengannya, membuatnya putus asa.
Usaha demi usaha untuk bertemu dengan sang ayah yang selalu gagal, membuat Cameella memutuskan untuk menganggap ayahnya yang kaya raya itu sudah tiada.
Begitupun sanak saudaranya langsung menghindarinya begitu perceraian ibunya terjadi. Semua menjauh seolah kawatir bahwa mereka adalah sumber kesusahan.
Cukup sudah, satu tahun penuh kegelapan bagi Cameella tanpa adanya harapan. Yang bisa ia lakukan setiap hari adalah mengunjungi makam ibunya dan bercerita bahwa tiada seorang pun yang perduli akan dirinya.
Kehidupan Cameella yang sedari lahir sudah bergelimang harta tentu membuat dirinya tidak memahami akan pahitnya hidup.
Dan dia begitu hancur terpukul ketika sang ayah dan ibunya harus bercerai, di tambah tak lama setelah perceraiannya sang ibu jatuh sakit hingga akhirnya meninggal.
Dunia bak runtuh baginya, ketika harus terpaksa menjalani kehidupan kota metropolitan yang sangat keras, tanpa kenal belas Kasihan.
Sedangkan dirinya tidak pernah di biasakan untuk mandiri sedari kecil oleh kedua orang tuanya. Semua memanjakannya dan memperlakukannya bak putri raja di rumah megah bak istana yang dahulu mereka tempati.
Dengan kecantikan Cameella yang memang bak Dewi Bunga, sehingga tak pantas rasanya jika dirinya harus menjalani kehidupan susah.Tapi semua harus di jalaninya karena kertepaksaan.
Semua berawal karena sang ayah terpikat dan jatuh kepelukan wanita lain. Wanita tersebut adalah model majalah dewasa di Jakarta, hanya saja saat itu wanita itu di undang untuk menemani kolega sang ayah, Dari sanalah perkenalan sang ayah yang menjadikannya gelap mata dan meninggalkan anak dan istrinya demi kehidupannya bersama model majalah dewasa tersebut.
Wanita itu bukan pertama kalinya merebut pria-pria kaya dari istri dan anak anaknya.
Setelah para pria itu jatuh miskin maka wanita itu akan meninggalkannnya, dan dia akan melanjutkan ke pria kaya lainnya. Ia akan melakukan apapun demi uang.
Begitulah kehidupan wanita itu yang hanya mengejar materi demi memenuhi kehidupan glamournya.
Dan wanita itulah yang menyebabkan Cameella menjadi seperti sekarang ini. Memilih melacurkan diri daripada terus menerus di paksa melayani nafsu b***t anak dari rentenir yang terus menekannya manakala menagih hutang dan dirinya belum memiliki uang untuk membayar.
Bersyukurnya dia bertemu dengan pria yang telah menolongnya ketika kecelakaan, sehingga kejadian itu menyadarkannya, bahwa di dunia ini masih banyak orang baik. Bahwa di dunia ini layak untuk dia tinggali meski tak lagi bersama kedua orang tuannya.
Setahun telah berlalu tanpa terasa, berkat kecerdasannya karena telah berputus asa mencoba berbagai usaha tapi tetap tak mampu untuk menutupi hutang. Sebelum memutuskan diri terjun ke dunia pelacuran, Cameella pernah menjadi pekerja di sebuah rumah makan, tapi pihak rumah makan hanya membayarnya dengan makanan sisa, pernah bekerja membantu pedangang pakaian, nyatanya mereka hanya memberinya lima belas ribu rupiah perhari, menjual koran, dirinya bahkan tak mendapat apapun. Dari berjualan koran itu Cameella membaca sebuah artikel tentang wanita yang melakukan open booking melalui online tertangkap. Sejak itu dia mulai mempelajari tentang dunia kelam itu. Hingga akhirnya seperti saat ini, menjadi wanita panggilan kelas atas memiliki tarif kencan yang melambung tinggi, dengan trik yang dia gunakan yaitu hanya melayani kencan dengan golongan kelas atas.
Kini Cameella sudah kuliah di Universitas yang Sama dengan penolongnya. KingsQueen University, dengan biaya hasil keringatnya sendiri yang menyambil sebagai pelayan kencan mewah golongan elit, demi untuk menghidupi dirinya di kota metropolitan ini, dan melunasi sisa hutang hutang yang di pinjamnya untuk pengobatan sang ibu paska Sakit.
Untuk masuk dan bisa kuliah di Kampus ternama itu bukanlah uang yang sedikit. Sedang kan dirinya tidak memiliki apapun untuk di jual lagi, kecuali kehangatan tubuhnya.
Semua telah habis terjual oleh sang ibu untuk biaya pengobatan. Sementara sang ayah? Jangan harap untuk perduli akan Pendidikan dirinya, bahkan ketika dirinya datang untuk mengabarkan perihal kematian sang ibu, dirinya justru di usir oleh penjaga rumah yang dahulu sangat menghormatinya.
Mencoba mendatangi sang ayah di kantor, pihak keamanan sudah mencekal dirinya, seolah semua pihak keamanan telah di perintah untuk tidak mengizinkan dirinya memasuki area perusahaan sang ayah.
Hingga tidak ada pilihan baginya selain menjajakan diri mengingat dirinya sudah tidak suci lagi, dan terbiasa di paksa melayani nafsu pria sama sekali tanpa dasar cinta.
Sedangkan Masuk ke universitas yang bergengsi itu adalah satu-satunya semangatnya untuk menjalani hidup.
Karena pertemuannya dengan pria penolongnya itu yang menyadarkan dirinya bahwa masih ada orang baik di dunia ini, dan dunia tak sesempit yang dirinya pikirkan dulu.
Ting ting ting…
Suara ponsel cadangannya berdering, ternyata dari pria yang telah terjadwal untuk kencan dengannya jam dua sianh di dua minggu yang lalu. Penerimaan pesanan saat itu dengan pria ini adalah kesalahan, karena Cameella lupa, bahwa di malam hari dia memiliki kencan singkat dengan pengusaha real estate.
“Kenapa dia menghubungiku? Tidak paham peraturan, hukh!” gerutu Cameella sembari bangkit dari atas ranjang menuju bathroom mewah penthouse hotel bintang lima.
Tak ingin mengecewakan pria yan telah lama menunggunya, Cameella akhirnya bergegas untuk menuju ke hotel yang telah pria itu kirimkan.
Setelah merapikan diri di depan cermin dan berdandan seminimalis mungkin, Cameella meraih tas sandang dan koper miliknya meninggalkan kamar mewah itu, menggunakan topi dan masker ala-ala selebritis.
Cameella melajukan mobil miliknya menyusuri jalanan sembari melihat ponselnya untuk mengonfirmasi adanya jadwal kuliah.
“Seharusnya aku ngampus hari ini, dasar bego! Kenapa aku bisa salah waktu itu, error!” gerutunya lagi setelah melihat jadwal ternyata ada mata pelajaran dosen killer yang seharusnya tak bisa dia wakili dari segi kehadiran.
Sesampainya di parkiran, Cameella mengirimi pesan kepada pria yang telah terjadwal berkencan dengannya. Menunggu sejenak, lalu masuk sebuah balasan pesan.
“Di pintu masuk, akan ada petugas yang memberimu card, untuk akses ke kamar, setelah kau menyebut namamu…”
Memilih langsung melangkah menuju lobi dan tak membalas pesan singkat dari pria yang telah menantinya, Cameella mengikuti instruksi yang diberikan orang itu. Setelah mendapat card.
Dia memasuki hotel dengan penuh percaya diri,kali ini handsfree menyumbat telingannya, dia terus berjalan menuju lift dan memasukinya ketika terbuka, terlihat beberapa pasang mata menatap kearahnya.
Sesampainya di depan kamar, dia menghela nafas sejenak, lalu membuka pintu kamar itu, dan memasukinya.
Pria itu menatap kehadirannya dengan tatapan terpana, begitu juga Cameella. Dia tampak terkejut melihat pria muda berusia sekitar 25 tahun tersenyum kearahnya.
“Welcome, Lily…” sapanya ramah meski terkesan sedikit kaku.
“Halo, Tuan! Sudah lama menunggu?” tanya Cameella
“Tidak-tidak. Aku juga baru sampai…” ucapnya berbohong, karena sudah sejak seminggu yang lalu, dia berada di kamar itu sendirian.
Cameella berjalan menuju sofa dimana dia duduk, dan menaruh topi serta masker yang sedari tadi menutup wajahnya. Dia melempar senyum menatap sang pria.
Pria itu tersenyum menatap Cameella.
Kemudian mereka berbincang mengenai masa lalu sang klien, ketika dirinya menanyakan permintaan sang klien kencan seperti apa yang di inginkan.
Banyak kisah sedih yang di sajikan sang klien, karena dia bingung harus bagaimana menghadapi situasi saat ini, maklum saja ini adalah kencan perdananya bersama wanita lain selain istrinya.
Cameella mencoba menerangkan, adakah gaya kencan yang di inginkan sang klien? Karena masih perdana, tampak pria itu sedikit kebingungan.
Dengan sabar Cameella menerangkan gaya kencan yang dia maksud.
Lalu dengan spontan, sang klien memintanya mengenakan kostum balet.
Dan dirinya meminta asisten pribadinya untuk mengantar kostum balet dan mengantarkan ke hotel.
Tampak pria itu memesan menu makan siang. Setelah petugas hotel pergi, Cameella bertanya.
“Emang, Tuan belum makan?” tanyanya sembari melirik jam di tangannya, lalu teringat bahwa dirinya juga belum makan.
“Tak keberatan bukan, kalau kau menemaniku makan?” tanya Alex lagi menatap Cameella.
Cameella menggeleng perlahan.
“Kebetulan Ly juga belum makan kok, Kak…” jawabnya. Selama melayani klien, tampilan wajah Cameella selalu riang menyenangkan.
Haii bebz. Jangan lupa follow akun dreameku yah.
Igku juga @weena_young disana akan ada visual mereka