Arum berdiri kemudian berucap "pulanglah kemudian bersegeralah menemui Sylvia, aku dapat merasakan gejolak hatinya. " Hendrik menatap Arum lekat, mata itu adalah mata yang selama ini ia rindukan, mata itu adalah mata yang selama ini ia impikan dan mata itu kini yang membuat ia merasa sangat kuat. Arum, wanita itu senantiasa menotivasi dirinya untuk menjadi kuat meski ia sendiri tak tahu sudahkah hati Arum sekuat yang ia katakan. "Mas, pulanglah. " Perintah Arum di menit kesekian. "Lalu bagaimana dengan urusanmu dan Azzam ?"Tanya Hendrik berusaha bijak. "Aku dan Azzam akan menemukan cara untuk berbincang, mas tenang saja. Percayalah ibu dan anak hanya butuh jeda untuk kemudian kembali bersama. Yang terpenting sekarang adalah. Kamu datangi Sylvia, kamu kawal ia selama melalui masa