Bagas meradang, mencari celah untuk lari dari semua kemelut ini, ia ingin bebas, hatinya sakit, jiwanya luka. Tapi bagaimana caranya ia bisa lari dari masalah sepelik ini ?. Biasanya selalu Arum yang membantunya. Membawanya lepas dari masalah dan beban yang berat. Sekarang ia sendirian, Arum sudah tidak ada. Arum sudah ia tinggalkan rasanya tidak mungkin ia bisa kembali pada wanita itu. Ia ingat peristiwa tanda tangan kemarin, ia tahu bagaimana rasanya di tolak dan terasing. Bagas rebah di ranjangnya. Ranjang pertama yang ia tiduri selepas ia memutuskan pergi dari rumahnya. Ia terus memaksa otaknya untuk berpikir bagaimana caranya bisa lepas dari wanita-wanita itu ? Hingga aroma letih menyapa menimbulkan rasa kantuk yang luar biasa. Bagas terlelap. Ia melihat Arum tersenyum kepadany