Arum tiba di rumah, menyandarkan tubuhnya di bangku rotan beranda depan rumahnya. Arum tidak tahu lagi harus berbuat apa. Hatinya yang terluka karena Bagas yang berkhianat dan berperangai buruk juga Hendrik yang ternyata pernah berhubungan dengan banyak wanita. Arum menggumam... Istighfar ia lantunkan. Tubuhnya mendadak dingin. Self talk atau berbicara dengan diri sendiri menjadi hobbynya kini. Apa boleh buat. Hidup telah memberikan dirinya sebuah kenyataan dan dia tidak bisa mundur. Belum lagi tentang kehamilan Era. Keinginan Azzam menikahi Era demi menyelamatkan masa depan Era dan juga demi rasa cintanya pada Era. Arum memahami itu. Namun orang tua mana yang bisa menerima begitu saja permintaan seorang anak seperti Azzam. Arum membesarkan Azzam dengan cinta, doa dan harapan.