Menggoda Abyan

1443 Words
Di dalam ruang perawatannya, Saskia duduk bersandar di kepala ranjang sambil memandangi jam dinding rumah sakit yang kini sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Saskia tidak bisa tidur memikirkan Abyan dan saran dari wanita itu, mungkin benar kalau ia hamil pasti suaminya akan berubah menjadi lebih dewasa dan bertanggung jawab. Saskia lalu memegang perutnya sambil termenung. “Bagaimana aku bisa hamil, sedangkan dari awal menikah sampai sekarang Mas Aby tidak pernah menyentuhku,” guman hati Saskia. Saskia yang masih termenung langsung terkesiap kaget saat melihat pintu terbuka, lalu Abyan masuk ke dalam dan berjalan mendekat kearah Saskia. “Kenapa belum tidur?” tanya Abyan. “Aku sengaja menunggu Mas Aby datang,” jawab Saskia. “Kau tidak perlu menungguku, tidurlah!” perintah Abyan. “Aku tidak bisa tidur, bisakah Mas Aby memelukku agar aku tertidur,” pinta Saskia. “Apa! Memelukmu,” ucap Abyan sedikit gugup. “Iya Mas Aby, naiklah kesini.” Saskia menggeser sedikit badannya, menepuk pelan ranjang sebelahnya. “Haruskah aku naik ke atas ranjang?” tanya Abyan raut wajahnya semakin terlihat gugup. Saskia menganggukkan kepalanya sambil menatap dalam Abyan. Melihat tatapan Saskia membuat Abyan merasa berat untuk menolak keinginannya. Abyan menyugar rambut gusar lalu perlahan naik ke atas ranjang. Abyan berbaring miring di sebelah Saskia, kedua bola mata mereka saling bertemu. “Mas Aby kenapa diam saja? peluk aku,” ucap Saskia sedikit memaksa. Dengan ragu-ragu Abyan melingkarkan tangannya ke perut Saskia, dan menempelkan wajah Saskia di atas dadanya. Saskia tersenyum senang, ia ingin semakin dekat dengan Abyan agar sang suami mau menyentuhnya. Tak berapa lama Saskia perlahan menutup matanya. Abyan menatap lekat wajah Saskia, dalam keadaan tertidur saja Saskia masih terlihat sangat cantik membuatnya terasa seperti membeku. Tanpa sadar perlahan Abyan mengulurkan tangannya, menyibak helaian rambut yang menutupi wajah cantik Saskia. Abyan tersenyum lantas mengecup lembut kening Saskia, sesaat kemudian Abyan memikirkan hatinya yang merasakan sesuatu yang tidak jelas kepada Saskia. “Apa yang sudah kulakukan? Kenapa aku bersikap lembut dengan Saskia?” Guman hati Abyan bertanya-tanya. Abyan lalu mencoba memejamkan matanya, melupakan apa yang baru saja di lakukannya terhadap Saskia. *** Pagi mulai menyingsing, Abyan menggeliat dan membuka matanya terbangun terlebih dulu. Abyan perlahan melepaskan tangannya yang masih melingkar di atas perut Saskia agar ia tidak terbangun, di lihatnya jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Abyan kemudian turun dari ranjang, bergegas ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Setelah keluar dari kamar mandi, Abyan terperanjat kaget melihat Saskia yang sudah terbangun dari tidurnya dan duduk bersandar sembari memegang ujung selimutnya. “Saskia sejak kapan kau bangun?” tanya Abyan. “Sejak Mas Aby melepaskan pelukan mas Aby,” jawab Saskia. Abyan terperangah mendengar ucapan Saskia, ia lalu mengusap wajahnya dengan satu tangannya, berusaha bersikap seperti biasa dengan Saskia. “Kau sudah sehatkan, Ayo kita pulang hari ini!” Ajak Abyan. “Baiklah aku mau pulang, tapi dengan satu syarat,” pinta Saskia. “Syarat apa?” Abyan tak mengerti. “Setelah pulang dari Rumah sakit, aku ingin pindah ke kamar Mas Aby,” jawab Saskia. Abyan kembali terperangah, mulutnya menganga begitu mendengar permintaan Saskia yang semakin aneh. “Saskia, kau ini kenapa? Tadi malam tidur minta di peluk, sekarang pulang minta pindah kamar?” tanya Abyan dengan raut wajah bingung. “Aku tidak apa-apa Mas, memangnya salah aku ingin tidur di kamar suamiku sendiri, lagian aku sakit juga gara-gara Mas Aby seharusnya Mas Aby bertanggung jawab merawatku,” jawab Saskia. Abyan tertawa sejenak tak percaya dengan apa yang di dengarnya “tanggung jawab,” ucap Abyan terkekeh. “Iya, kalau Mas Aby tidak mau, aku juga tidak mau pulang ke rumah dan Mas Aby harus mengembalikan uang kantor yang sudah Mas Aby ambil untuk gaji pegawai,” ucap Saskia dengan nada sedikit mengancam. Abyan tersenyum miring dan menatap tajam Saskia “berani-beraninya Saskia mengancamku, dia pikir siapa?” guman hati Abyan. “Baiklah, kau boleh pindah ke kamarku,” ucap Abyan setuju. “Makasih ya Mas Aby.” Saskia merasa sangat senang, ia berharap bila tidur dalam satu kamar maka suaminya akan menyentuhnya dan membuatnya hamil. Saskia tidak tahu kalau Abyan sudah memiliki rencana lain padanya. “Bersiaplah, aku bayar administrasi rumah sakit dulu!” perintah Abyan. Saskia menganggukkan kepalanya, bersemangat untuk pulang ke rumah bahkan dirinya merasa sudah sangat baik sekarang. Setelah semua selesai Abyan dan Saskia kemudian keluar meninggalkan rumah sakit, Abyan melangkah lebih dulu ke mobil tanpa memperdulikan Saskia yang tak bisa mengimbangi langkahnya yang besar. Setibanya di mobil Abyan langsung melajukan mobilnya, tanpa memberi waktu sejenak untuk Saskia bernapas yang masih ngos-ngosan lantaran mengejar langkah Abyan. “Alhamdulillah non Saskia sudah pulang, Bibi sangat khawatir saat mendengar dari Nyonya kalau Non Saskia di rawat di rumah sakit!” seru Bi Sumi menyambut kedatangan Saskia di rumah. Saskia sedikit menyunggingkan kedua sudut bibirnya ke atas melihat Bu Sumi yang merasa senang melihatnya pulang. “Non Saskia, benar-benar sudah sehat?” tanya Bi Sumi. Saskia menganggukkan kepalanya dengan senyuman yang masih melekat di bibirnya “Iya Bi, Saskia sudah merasa lebih baik,” sahutnya. “Syukurlah, ayo Non kita masuk ke dalam kebetulan bibi sudah masak makanan yang enak!” ajak Bi Sumi. Saskia kembali mengangguk, kemudian Bi Sumi merangkul Saskia menuju meja makan. Abyan menghela napasnya melihat kedekatan Saskia dan Bi Sumi, lalu mengikuti mereka dari belakang. Di meja makan sudah terlihat ada banyak hidangan makanan diatasnya, Saskia dan Abyan lalu menarik kursi dan mendaratkan tubuhnya. Sedangkan Bi Sumi mengambil nasi, lauk, dan sayur lalu menaruhnya di piring untuk Saskia. “Ini silakan di makan, Non.” Bi Sumi menyodorkan sepiring nasi di hadapan Saskia. “Untuk ku mana Bi?” tanya Abyan. “Den Aby kan tidak sakit, jadi bisa ambil sendiri,” sahut Bi Sumi. “Biar aku ambilkan ya Mas Aby,” sela Saskia. “Tidak usah, aku bisa ambil sendiri,” balas Abyan. Diambilnya piring dan mengisinya dengan nasi, lauk dan sayur, kemudian Abyan dan Saskia makan dalam keadaan diam. Sementara Bi Sumi kembali ke belakang. Sehabis makan Abyan lalu beranjak dari duduknya, berjalan ke atas. Setibanya di sana Abyan langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri, di bawah pancuran shower Abyan merasakan tetesan air dingin yang menyentuh kulit tubuhnya. Baru sepuluh menit Abyan menghujani tubuhnya di bawah shower, ia mulai merasakan perasaan takut dan jantungnya berdebar sebab rasa traumanya kembali datang bila menyentuh air sedikit lama. Dengan cepat Abyan menarik tuas keran kembali normal untuk menghentikan air yang mengalir dari atas shower tersebut. Abyan berjalan menghampiri handuk dan mengeringkan tubuhnya kemudian di lilitkannya handuk itu di pinggang, lalu melangkah cepat keluar dari kamar mandi sambil mengatur napasnya yang mulai sesak. Begitu keluar, Abyan mendapati Saskia yang sudah masuk ke dalam kamarnya sambil membawa beberapa bajunya yang di letakkan di atas tempat tidur. “Mas Aby kenapa?” tanya Saskia sedikit panik melihat Abyan yang wajahnya memerah dan berkeringat seperti waktu saat ia terkena air hujan beberapa waktu lalu. “Aku tidak apa-apa,” sahut Abyan ketus. “Kalau tidak apa-apa kenapa Mas Aby seperti ini?” tanya Saskia melangkah mendekati Abyan. “Jangan ... Jangan sentuh aku!” pekik Abyan tak ingin Saskia tahu rasa takutnya yang trauma bila menyentuh air. “Mas Aby kenapa? Aku ini istri mas Aby.” Saskia malah semakin dekat sedangkan Abyan berusaha menjauhi Saskia tapi tak bisa karena Saskia langsung memeluknya. Diusapnya lembut punggung Abyan membuatnya perlahan tenang. “Aku tahu Mas, mas Aby takut dengan air,” batin Saskia. Setelah merasa tenang Saskia mengajak Abyan duduk di tepi ranjang dan membantunya memakai pakaiannya. Abyan merasa sedikit canggung dengan apa yang di lakukan Saskia. Sesaat kemudian keduanya saling menatap hanya berjarak satu cm, Abyan yang tak tahan melihat bibir merah muda Saskia perlahan mendekatkan bibirnya ke bibir Saskia. Saskia terus menatap kedua bola Abyan sampai akhirnya ia menutup matanya saat kedua bibir mereka bertemu, dengan lembut Abyan melumat bibir Saskia tanpa henti. Selang beberapa menit kemudian Abyan tersadar, ia lalu segera menjauhi Saskia ketika hasrat kelelakian mulai naik. “Aku tak bisa terus seperti ini, bisa-bisa aku menyentuh Saskia,” guman hati Abyan. “Mas Aby kenapa?” tanya Saskia bingung karena Abyan melepaskannya dan memberi jarak padanya. “Aku harus pergi!” ucap Abyan dengan langkah terburu-buru keluar dari kamarnya. Saskia lagi-lagi terdiam melihat Abyan pergi begitu saja meninggalkannya, ia lalu bangkit dan berdiri di depan kaca memperhatikan bentuk tubuhnya. “Apakah bentuk badanku jelek, kurang seksi atau kurang sesuatu? Kenapa Mas Aby tidak mau menyentuhku?” guman Saskia bertanya-tanya. “Apa aku pakai pakaian seksi aja kali ya, supaya Mas Aby tergoda,” guman Saskia lagi. “Ya ... Aku harus berpakaian seksi di depan Mas Aby.” Saskia mangut-mangut dengan idenya, malam ini Saskia akan mencoba untuk menggoda Abyan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD