Kesabaran Saskia

1102 Words
Senja mulai menyapa, perlahan matahari mulai tenggelam. Saskia masih berada di kantor, menunggu Abyan datang menjemputnya. Sebelumnya Bu Ratna sudah menelepon Abyan dan menyuruhnya untuk menjemput istrinya pulang pukul 04.00 sore. Saskia memandang jam di pergelangan tangannya yang terus berputar, sudah satu jam Saskia menunggu tetapi Abyan masih belum datang juga. "Kenapa Mas Aby lama sekali," Batin Saskia. Lelah menunggu Saskia lalu memutuskan untuk berjalan kaki saja berharap akan bertemu Abyan di jalan nanti. Kaki Saskia terus melangkah, langit yang tadinya cerah tiba-tiba saja berubah menjadi mendung sepertinya hujan akan turun. Saskia mempercepat langkahnya mencari tempat berteduh tapi hujan sudah terlanjur turun membasahi bumi, Saskia pun akhirnya kehujanan. *** Di tempat berbeda Abyan masih berkutat dengan ponselnya saat ini Abyan sedang mengikuti pertandingan game Online bersama teman-temannya. "Tut tut tut,” ponsel Abyan berdering. "Ada apa sih Ma, aku lagi sibuk," jawab Abyan mengangkat ponselnya. "Byan, apa kau sudah menjemput Saskia?" tanya Ratna. "Belum Ma." "Byan, ini sudah jam 05.00. Mama 'kan sudah menyuruhmu menjemput Saskia jam 04.00!". "Iya, ya, nanti Abyan jemput." Abyan langsung mematikan ponselnya dan bersiap mengambil kunci mobilnya menjemput Saskia. "Dasar gadis itu, menyusahkan saja," umpat Abyan. Abyan mengendarai mobilnya menuju kantor kakeknya, hujan semakin deras membuat Abyan sedikit kesulitan melihat jalan di depannya. Tanpa sengaja Abyan hampir menabrak seseorang wanita, wanita itu terjatuh karena terkejut ada sebuah mobil yang hampir menyambar tubuhnya. Abyan menghentikan mobilnya lalu keluar menggunakan payung menghampiri wanita itu. "Hei...kalau jalan itu pakai mata!" bentak Abyan. Wanita itu langsung menoleh ke arah Abyan. Bola mata Abyan membulat, ia terkejut saat melihat wanita yang hampir di tabraknya itu ternyata adalah istrinya sendiri. "Mas Aby," ucap Saskia lirih. Bukannya membantu Saskia berdiri dan berbagi payung itu, Abyan malah membiarkan Saskia terus kehujanan sambil memarahinya. "Ayo cepat bangun, kau ini merepotkan saja!" bentak Abyan. "Maaf Mas." Saskia lagi-lagi meminta maaf padahal terlihat jelas yang salah adalah Abyan, ia sudah terlambat menjemput Saskia bahkan hampir menabraknya. Abyan yang semakin lama berada di bawah air hujan perlahan mulai berkeringat, jantungnya semakin berdebar-debar ketika air hujan terus mengenai tangan dan kakinya. "Sudah cepat masuk ke mobil!" perintah Abyan. Saskia menganggukkan kepalanya lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam mobil kemudian di ikuti Abyan. Abyan memegang dadanya yang sesak karena rasa takutnya mulai muncul. "Mas Aby, kenapa?" tanya Saskia. "Sudah diam!" bentak Abyan lagi. Saskia langsung terdiam sambil terus menggenggam tangannya yang menggigil kedinginan karena bajunya basah. Abyan mulai mengatur napasnya mencoba menahan traumanya di hadapan Saskia. Setelah merasa tenang, Abyan kembali menjalankan mobilnya menuju rumah, Begitu tiba di rumah Saskia lalu menuju kamarnya ingin segera mengganti bajunya. Sedangkan Abyan menyimpan mobilnya ke dalam garasi, kemudian masuk ke dalam rumah memanggil Saskia untuk memintanya membuat teh hangat. "Saskia!". "Saskia!" pekik Abyan. Tapi tidak ada jawaban, Abyan lalu melangkahkan kakinya mencari Saskia ke dalam kamarnya. Saskia yang baru saja selesai mandi merasa kaget ketika melihat Abyan sudah berada di kamarnya. "Mas Aby sedang apa?" tanya Saskia. Abyan hanya diam tidak menjawab saat melihat Saskia yang hanya memakai handuk di lilitkan di tubuhnya dan handuk lainnya yang membungkus rambutnya ke atas. Abyan berjalan perlahan mendekati Saskia, bagaimana pun juga sebagai Pria dewasa normal Abyan merasa terangsang melihat kulit putih mulus tanpa noda milik Saskia. Saskia terus menatap kedua manik mata berwarna coklat Abyan yang kini sudah berada di hadapannya, pandangan Saskia dan Abyan saling beradu. Abyan menarik handuk yang ada di kepala Saskia membuat rambut basah Saskia terurai, Saskia terlihat semakin menggoda. Abyan lalu sedikit memiringkan kepalanya dan mendekatkan bibirnya ke bibir Saskia, Abyan mulai merasakan manisnya bibir Saskia yang membuatnya ingin lagi dan lagi. Abyan berhenti sejenak mengambil napas lalu kembali melanjutkannya, Abyan membawa Saskia sampai ke ranjangnya. Tetapi saat hendak membuka handuk Saskia, Abyan tersadar dengan apa yang di lakukannya. Dengan cepat Abyan menutup kembali tubuh Saskia dan pergi meninggalkannya begitu saja. Saskia memegang handuknya sambil menatap kepergian Abyan, ia merasa bingung karena Abyan tidak menyentuhnya, Saskia tidak akan menolak jika Abyan meminta haknya sebagai suami. Sementara itu di dalam kamarnya, Abyan berjalan kesana kemari sambil mengacak-acak rambutnya. Abyan merasa menyesal dengan apa yang sudah ia lakukan. "Dasar Bodoh Abyan, kau hampir saja menyentuh Saskia," umpat Abyan merutuki dirinya sendiri. Abyan kemudian duduk di atas tempat tidur, memijat kepalanya yang tidak pusing, Ia tidak bisa menahan hasratnya saat melihat keindahan tubuh istrinya itu. Abyan tidak mau menyentuh Saskia dan membuatnya hamil. "Aku tidak ingin menjadi ayah," batin Abyan. Abyan merasa belum siap, dalam benak Abyan memiliki anak hanya akan merepotkannya saja membuat ia tidak bebas bermain Game dan keluar rumah dan juga suara mereka yang berisik akan selalu mengganggu tidurnya. Saskia yang sudah memakai pakaiannya mendatangi kamar Abyan untuk mengajaknya makan. Dengan ragu-ragu Saskia mengetuk pintu kamar Abyan. "Tok, tok, tok." "Mas Aby, ayo kita makan!" teriak Saskia. Abyan lalu membuka pintunya dan melihat Saskia di depan kamarnya. "Aku minta kau lupakan saja kejadian itu, anggap saja itu tidak pernah terjadi," ucap Abyan lalu berjalan terlebih dulu menuju meja makan. "Mas Aby tunggu!" panggil Saskia. Abyan menghentikan langkahnya tanpa menoleh ke arah Saskia. Saskia melangkahkan kakinya menyusul Abyan lalu memegang tangannya. "Aku mohon Mas, jangan seperti ini. Terimalah aku sebagai istrimu Mas," pinta Saskia. Abyan menatap Saskia, tampak jelas ketulusan dari sorot matanya. Tetapi Abyan tidak mengatakan apa pun kepada Saskia, Abyan melepaskan tangan Saskia yang memegang tangannya dan melangkahkan kakinya kembali turun ke meja makan. Saskia merasa sedikit kecewa saat Abyan melepaskan tangannya, Saskia yakin Abyan masih belum bisa menerimanya. "Aku tahu kau belum mencintaiku Mas, tapi sejak kita menikah aku sudah belajar mencintaimu dan menerimamu sebagai suamiku Mas," guman hati Saskia. Di meja makan Abyan dan Saskia hanya makan berdua karena Bu Ratna dan Pak Anton masih berada di Rumah sakit menjaga kakek Tirta. "Mas Aby mulai besok ke kantor ya, Mama dan Kakek pasti senang melihat mas Aby bekerja," ucap Saskia mencoba membujuk Abyan. "Aku tidak mau," jawab Abyan sambil mengunyah makanannya. "Kenapa Mas?" tanya Saskia. "Kalau aku bilang tidak ya tidak, kau ini berisik sekali!" bentak Abyan. "Tapi Mas. Kapan mas Aby mau bekerja, mas Aby harus bisa meninggalkan kebiasaan buruk mas Aby bermain Game. Bersikaplah sedikit lebih dewasa Mas," sahut Saskia. Mendengar ucapan Saskia sontak membuat Abyan marah, ia lalu membanting sendoknya di atas piring. "Prang!". "Astagfirullah hal Azim," ucap Saskia terkejut sambil mengelus dadanya. Abyan lalu beranjak dari duduknya pergi meninggalkan meja makan. Saskia menghela napasnya, ia harus kuat menghadapi sikap Abyan yang keras kepala. Bi Sumi yang mendengar keributan di meja makan lalu menghampiri Saskia yang masih duduk termenung menatap piring Abyan yang berantakan. "Sabar ya Non," ucap Bi Sumi menepuk pundak Saskia. Saskia yang tersadar menoleh ke arah Bi Sumi sambil menganggukkan kepalanya tersenyum
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD