Happy Reading *** “Saya mau BA saya ganti Renata” ucap Bimo kesekian kalinya, ia menghampiri ruangan Renata. Renata menatap Bimo, ia kembali bersiteru dengan director marketing nya ini. Bimo memang menghormati Renata, karena di tangan dialah menjadikan Aroma sebesar ini. Bahkan dia sangat handal dalam negosiasi sana sini dengan client. “Bapak mau ganti siapa? Saya pikir Anya sudah paling tepat. Kenapa lagi dengan Anya?” ucap Renata, ia yakin pria itu memiliki konflik pribadi dengan Anya, ini bukan tentang masalah pekerjaan tapi juga menyangkut dengan masalah pribadi sang pemilik Aroma dan sang artis. “Dia sudah tidak sopan dengan saya” dengus Bimo. “Oh God, tidak sopan kenapa pak?” Bimo menarik nafas, ia memandang Renata, “Dia menyerempet mobil saya kemarin dan dia sama sekali tida