Mengenal dirinya

1216 Words
Aku duduk di bangku bussiness class dengan no kursi 1 A dalam penerbanganku dengan pesawat ANA Airlines kembali menuju Indonesia. Dalam setiap penerbanganku dengan pesawat, terutama di kelas bussines, aku suka memilih kursi yang paling depan, karena merasa aman dan aku suka melihat kesibukan pramugari yang sibuk melayani penumpang kelas bisnis. Mereka akan berlalu lalang , membawa wine atau menanyakan apakah kami para penumpangnya perlu minuman tambahan atau kebutuhan lainnya. Aku suka mendengar denting sendok dan denting gelas beradu nyaring dan kadang-kadang mendengar suara canda tawa para pramugari-pramugari cantik itu. Dulu saat masih SMA, sebenarnya aku pernah bercita-cita menjadi pramugari, tapi karena tinggi ku kurang akhirnya tidak jadi dan aku jadinya mengikuti profesi mama sebagai seorang caregiver professional karena profesi ini benar-benar menjanjikan. Apalagi caregiver yang seperti aku , yang tamat kuliah dari jurusan nursing lalu mengikuti berbagai pelatihan dan mendapatkan sertifikasi physical therapy. Pasien-pasienku banyak dari kalangan terkemuka dan orang ternama. Pasien pertamaku adalah seorang atlit polo kuda dari Inggris yang kecelakaan saat berlatih. Dia jatuh dari kudanya dan mengakibatkan nya lumpuh. Masih sangat muda usianya baru 23 tahun saat kejadian itu. Waktu itu aku sudah 25 tahun dan baru menyelesaikan sertifikasi therapy ku. Aku sangat mengagumi Dennis, karena dia tanpa putus asa dan selalu bersemangat mau melakukan sessi-sessi therapy bersamaku . Dua tahun aku menjadi caregivernya dan akhirnya kualitas hidup Dennis menjadi lebih baik. Dia sudah bisa berdiri dan berjalan perlahan. Sudah kuat mengangkat dirinya sendiri untuk pindah dari kursi roda ke tempat tidur atau di kamar mandi. Dia sudah tidak memerlukan banyak bantuan dan akhirnya dia bisa hidup mandiri tanpa memerlukan seorang caregiver lagi. Itulah kesuksesanku yang pertama dalam merawat pasien dengan spinal cord injury . Dennis dan agent nya banyak merekomendasikanku kepada pasien-pasien yang lumpuh karena spinal cord injuy ( cedera tulang belakang) dan semua dari mereka puas dengan kinerjaku. Aku jadi seorang caregiver yang terkenal di Amerika . Hampir semua bagian Amerika sudah pernah aku singgahi untuk menjadi caregiver dari pasien-pasienku tapi aku melabuhkan cintaku pada Kota San Fransico. Aku suka sekali pada kota ini. Dan bermimpi ingin mempunyai apartemen sendiri yang saat buka jendela nya bisa memandangi Jembatan Golden Gate yang Iconic. Dan mimpi itu jadi kenyataan ketika Mr. White, pasien terakhir yang aku jaga memberiku potongan harga 50 % untuk mengambil alih salah satu apartemennya sebagai hadiah untukku karena sudah menjadi caregiver nya selama Dua tahun. Mulanya aku menolak karena tidak etis dan tidak profesional, tapi Susan, anak Mr White juga memaksaku. Katanya itu sebagai ucapan terimakasih dari keluarga mereka atas kinerjaku selama ini dan membuat papanya begitu happy meskipun lumpuh. Karena aku sangat suka dan selalu memimpikannya akhirnya semua tabungan ku selama beberapa tahun aku bayarkan untuk apartemen ini yang kemarin aku tinggalkan untuk bisa disewakan. Aku tidak akan pernah menjualnya karena apartemen itu adalah setengah hadiah dari salah satu pasien ku , seorang pria tua yang sungguh baik hati. Dia lumpuh karena terjatuh dari tangga rumahnya yang melingkar-lingkar tinggi tipe rumah-rumah bangsawan yang mempunyai tangga putar di tengah ruangan. Kasian dia, meskipun kaya raya tapi tidak ada siapapun di sampingnya. Susan, anak satu-satunya tinggal di Jepang karena bersuamikan pria Jepang dan Mrs. White sudah meninggal bertahun yang lalu. Hanya aku yang menemaninya dan membantunya selama dua tahun dan tiga bulan lalu dia meninggal dengan tenang dalam tidurnya bukan karena lumpuhnya tapi karena sakit jantung. Mr. White adalah pasien terakhirku di Amerika, dan sekarang aku harus pulang ke Indonesia untuk bertemu pasien baru lagi yang bernama Andrew Kusumaatmaja. Aku membuka Ipadku dan membuka file perkenalan pasien yang telah dikirim mama dua hari lalu ke emailku. Ketika aku mengatakan akan pulang ke Indonesia. Terpampang di Ipadku sebuah foto seorang pria tampan berwajah ramah dengan tatapan mata yang tajam dan cerdas . Data keterangan lengkap terpampand di tulisan dibawahnya lalu k*****a pelan untuk lebih mengenalnya. Nama Pasien : Andrew Kusumaatmaja Tempat/ tgl lahir : Singapura / 17 Desember 1985 Hmmm berarti umurnya masih 36 , masih sangat muda dan pasti dalam keadaan super produktif dan penuh stamina. Aku mengerti pasti susah bagi dirinya untuk menerima kelumpuhannya. Aku melanjutkan membaca sambil menyesap sedikit wine yang tadi dituangkan pramugari cantik berwajah oriental. Pendidikan : Bachlelor of computer science MIT ( Massachusetts Institute of Technology) Pekerjaan : Founder & CEO Art - Int ( Start up seri B bidang Artificial intelligence) Pantas saja Andrew bisa mendirikan start up company. Andrew rupanya tamatan MIT yang merupakan universitas paling bergengsi di Amerika. Banyak taipan-taipan penguasa IT seperti Pendiri dropbox, Drew Houston, Pendiri intel Robert Noyce, dan masih banyak lagi orang-orang hebat dalam bidang IT adalah tamatan dari MIT. Aku jadi mempunyai secercah harapan dalam menghadapi Andrew karena biasanya orang pintar lebih gampang dihadapi sebab mereka selalu memakai logika dan otaknya. Aku berharap Andrew juga seperti itu dan tidak ngamuk-ngamuk melulu karena tidak bisa menerima lumpuhnya. Aku paling takut kalau menerima pasien yang masih depresi dan ngamuk. Aku membaca halaman selanjutnya. Itu adalah halaman tentang silsilah keluarga. Aku tidak perlu membacanya, karena tidak ada hubungannya dengan pekerjaanku. Tidak ada hubungan dengan pasienku. Dan tidak ada kepentinganku untuk membaca tentang silsilah keluarga mereka. Fokus utamaku adalah pasienku bukan keluarganya. Aku sudah tahu dari cerita mama kalau Andrew itu cucu dari konglomerat Indonesia . Kakeknya Bob Kusumaatmaja adalah pengusaha yang menguasai banyak bisnis di Indonesia. Mulai dari bisnis kelapa sawit, bisnis pabrik sabun , pabrik minyak makan , property, gedung-gedung pencakar langit semua ada dalam gurita bisnis mereka. Kakeknya adalah orang terkaya ke lima di Indonesia. Pantas saja hartanya jadi rebutan. Tapi aku kagum pada Andrew , memiliki kakek yang super kaya tidak membuatnya langsung terjun menjadi CEO di salah satu perusahaan milik kakeknya. Dia malah membangun perusahaan start up sendiri dan kelihatannya sudah berkembang karena sudah seri B dan sudah mendapatkan dukungan dana sebesar USD 33 Million dari perusahaan investment China. Sekarang aku menscroll ke bawah dan mencari halaman selanjutunya. Halaman ini adalah adalah halaman terpenting yaitu halaman medical record. Data tentang kesehatan Andrew dan bagian mana dari spinal nya yang cedera yang mengakibatkan kelumpuhan. Pada halaman ini aku harus serius membacanya agar aku bisa mempersiapkan metode therapy yang sesuai untuk Andrew nantinya. Pelan-pelan jariku menscrool turun Cedera Andrew terjadi pada pergeseran di T5 yang menyebabakan T4 dan T6 menekan sumsum tulang belakang nya dan penekanan itu yang menyebabkan kelumpuhannya. Seharusnya kalau Andrew melakukan operasi untuk memperbaiki tekanan pada syaraf tulang belakangnya dan Andrew rajin melakukan terapi fisik, aku yakin Andrew pasti bisa berjalan kembali dan bisa mempunyai kualitas hidup yang lebih baik seperti pasien pertamaku , Dennis Aku lihat injury Andrew hampir sama dengan Dennis sama-sama menekan T4 dan T 6 yang berarti masih ada harapan untuk sembuh dan bisa berjalan . Asal rajin dan bersemangat. Kalau selalu terpuruk dan tidak mau menerima keadaan sampai kapanpun tidak akan sembuh meskipun sudah dilakukan operasi berulang. Pesawatku landing dengan mulus di Bandara Soekarno Hatta tepat saat aku selesai membaca medical record Andrew Kusumaatmaja, pasien pertamaku di Indonesia. Pasien yang aku terima untuk menunjukkan baktiku kepada ibuku yang sangat aku sayangi. Aku telah tiba mamaku, anakmu yang tak pernah kembali sejak menamatkan kuliahnya sepuluh tahun lalu telah kembali ke Indonesia. Aku yakin mama pasti telah menungguku di terminal kedatangan dan aku akan segera memeluk erat dirinya. Aku sangat merindukanmu mama . Pekerjaan apapun yang kita lakukan karena kita mencintainya Pasti akan menjadi pekerjaan impian yang membuat kita bahagia
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD