Persiapan Bertemu Dirinya.

1942 Words
Aku keluar dari Gate 6 terminal 3 Soekarno Hatta dengan penuh gaya. Kacamata besar Dior menutupi mataku dan koper Rimowa ku dorong ringan mengikuti langkah kakiku yang beralaskan sepatu Adidas Yeezy Boost warna putih.Aku paling suka memakai sneaker karena membuat langkahku ringan dan lebih lincah bergerak sesuai profesiku yang perlu kelincahan untuk membantu pasien-paseinku. Di antara pintu gate 6 dan gate 7 , aku melihat mama yang sudah melambaikan tangannya dengan semangat seperti saat dulu menjemputku pulang dari sekolah sewaktu TK. Sewaktu aku duduk di sekolah dasar, mama tidak lagi mengantar jemputku di sekolah karena mama sudah sibuk bekerja sebagai caregiver yang harus mengurusi pasiennya selama 24 jam. Di samping mama aku melihat seorang wanita cantik seumuran mama yang berdiri anggun sambil tersenyum dengan ramah. Matanya yang hangat seperti mata seseorang yang baru saja ku lihat. Siapa ya?? Ooo! Aku ingat, sorot mata wanita yang berdiri di samping mama itu sama seperti mata Andrew yang aku lihat dari foto saat membaca profile Andrew. Wanita itu pasti Tante Jennifer, mamanya Andrew. Aku balas melambaikan tanganku pada mereka berdua dan berlari sedikit memeluk mama. Kuangkat tubuh mama yang langsung berteriak kencang. “ Fira! Jangan gitu, bisa patah tulang mama” Kata mama pura-pura kesal. Padahal aku tahu dalam hatinya, pasti dia senang sekali melihatku. “ Kan Fira rindu sama mama. Jadinya Fira menumpahkan semua kerinduan ini dengan pelukan sambil mengangkat mama biar rindu Fira juga terangkat” Kataku dengan senyumku yang paling manis sekalian aku mencium pipi mama kiri dan kanan. “ Uda. Uda, jangan gombalin mamamu. Mulutmu memang selalu manis kek dikasih madu. Pintar banget kalau ngomong. Ayo kasih salam sama Tante Jennifer” Kata mama. Aku lalu berpaling ke wanita anggun yang berdiri di samping mama dan menjulurkan tanganku “ Hallo Tante, Aku Cefira Anastasia. Anak semata wayang ibu Angelina Agata, Umur masih 32 tahun, masih jomblo dan akan tetap jomblo selamanya karena berniat tidak akan menikah seumur hidup dan hidup dengan kebebasan Tanpa batas. ” Kataku langsung tentang tujuan hidupku agar tante ini tidak berharap aku menjadi menantunya. Hihihi. Emang anaknya mau sama aku?? Pasti lelaki seperti Andrew yang kaya , pintar dan berwajah tampan, sudah ada yang punya. Mungkin aja sudah kawin. Oh ya, tapi kok di keterangan yang dikirim mama tidak ada status perkawinan Andrew ya? Atau mungkin juga dia memang belum kawin. “ Hai Fira. Terakhir tante lihat kamu itu masih SMP. Uda lama sekali kita tidak bertemu. Dan sekali bertemu kamu uda 32 tahun dan sekali bertemu setelah puluhan tahun kita tidak bertemu Tante langsung memerlukan bantuanmu sebagai caregiver untuk anak tante”. Kata Tante Jennifer dengan mata sendunya. Dia pasti sangat sedih teringat anaknya yang menjadi lumpuh di usia yang masih sangat-sangat produktif. “ Saya senang , saya bisa membantu Tante, tapi sejujurnya Tante, saya ini diancam sama mama, harus pulang ke Indonesia” Kataku berbisik di telinganya ketika kami berjalan menuju mobil. “Iya. Tante tahu, memang mamamu itu jago nya kalau disuruh ngancam mengancam . Tapi benar Fira, tante sangat berterima kasih kamu bersedia. Selama ini kamu tidak pernah bekerja di Indonesia ya? Jadi Andrew adalah pasien pertamamu di sini. Tante sudah baca file-file pasienmu semua yang di Amerika dan Eropah dan mereka bisa kembali sembuh dengan bantuan metode therapy darimu. Jadi tante harap, kamu bisa membantu Andrew untuk sembuh kembali. Kamu tidak usah khawatir masalah honor. Tante akan memberikan nilai yang sama dengan kontrak terakhirmu. Kita bisa tanda tangan kontrak nya segera biar kamu lebih yakin” Kata Tante Jennifer dengan tegas dan jelas. Tante Jennifer menunjukkan kualitasnya sebagai menantu dari konglomerat . Tante Jennifer tentu sudah tahu system kerja saya yang harus tanda tangan kontrak dulu sebelum mulai bekerja . “ Terima kasih Tante, terimakasih sekali , sudah mau mengikuti system kerja saya di Amerika. Tapi biasanya sebelum saya tanda tangan kontrak, saya harus bertemu pasien saya dulu. Kalau sekiranya saya bisa bekerjasama dengan dia, baru saya akan menyetujui kontrak selama satu tahun dan bisa diperpanjang lagi kemudian apabila si pasien masih memerlukan saya” Kataku menjelaskan kepada Tante Jennifer. Mama yang duduk di tengah langsung nyelutuk dengan suara tegasnya. “ Ini special case jadi kamu diharuskan tanda tangan kontrak sekarang juga tanpa bertemu pasien dulu. Sudah mama bilang ini kontrak luar biasa. Kamu yang harus menyesuaikan diri dengan si pasien. Pokoknya kamu harus membantu Andrew setahun ini. Kamu yang harus berusaha , nggak usah lagi ketemu-ketemu pasien.Ketemu mamanya aja sudah cukup” Kata Mama dengan nada tak mau dibantah , lalu menyodorkan sebundel dokumen ke pangkuanku. “ Nah kan, Tante lihat sendiri deh mamaku ini. Benar-benar seperti Kim Jong Un. Semua perintahnya harus dituruti tidak bisa lagi aku bantah” Kataku cemberut. Tante Jennifer tersenyum dan berkata “ Maaf sudah membuatmu seperti ini, tapi benar kamu harus membantu Tante. Tidak ada lagi yang bisa tante percaya sekarang ini selain kamu dan mamamu. Tante tahu mungkin akan sangat susah menghadapi Andrew yang sampai sekarang masih belum bisa menerima tentang apa yang terjadi pada dirinya. Seharusnya Andrew kembali ke Indonesia seminggu lalu. Tapi sampai sekarang dia masih belum mau kembali” “ Hah?? Jadi Andrew belum ada di Indonesia sekarang ini? Kenapa mama menyuruhku pulang sekarang?” Kataku marah sambil melototin mama. “ Tadi kan Tante Jennifer bilang, seharusnya Andrew sudah balik seminggu lalu tapi Andrew nya tidak mau balik. Bukan salah mama dong menyuruhmu pulang sekarang” Kata mama balas melotot “Iya bukan salah mamamu. Andrew melaksanakan operasinya di Singapura dan dia sudah tinggal di Singapura selama tiga bulan. Kalau sesuai rencana seharusnya dia sudah balik seminggu lalu, makanya mamamu menyuruhmu pulang. Tapi ternyata Andrew belum mau balik ke Indo. Tante sudah coba membujuknya. Tapi dia tetap keukeh tidak mau pulang. Jadi bagaimana kalau Fira yang berangkat ke Singapura untuk memulai sessi therapy kepada Andrew”. “ Tante, Apakah Andrew akan selamanya tinggal di Singapura? Atau sekarang dia lagi ngambek saja. Metode terapi ku itu ada mempergunakan alat-alat yang harus dipasang di rumah yang memang akan menjadi tempat tinggal Andrew seterusnya. Jadi peralatan itu akan tetap Andrew pergunakan untuk melatih kekuatan ototnya. Ini bukan metode satu dua bulan yang langsung bisa berhasil. Aku harus menyesuaikan peralatanku dengan kondisi rumah. Misalnya di kamar mandi.Aku akan memasang ring yang disesuaikan dengan kamar mandinya. Supaya Andrew bisa bertumpu dan mengangkat dirinya sendiri. Jadi metode therapy yang akan aku terapkan adalah metode berkesinambungan disesuaikan dengan kondisi rumah” Kataku menjelaskan panjang lebar kepada tante Jennifer. “ Oh begitu! Jadi alatnya itu dipasang permanen ya, tidak bongkar pasang seperti di tempat terapi sekarang yang Andrew lakukan di rumah sakit” “ Iya , metode ku memang langsung berguna untuk si pasien Tante, jadi dia harus lakukan itu terus menerus dan mau tidak mau harus dia lakukan agar penyembuhannya lebih cepat dan bisa efektif. Kalau yang di rumah sakit biasanya untuk motoric secara keseluruhan, misalnya kemampuan berdiri yang dipasang plang untuk bertumpu. Itu juga termasuk therapy yang akan saya berikan . Dan saya tambahin lagi di setiap bagian-bagian rumah, supaya mau tidak mau Andrew harus latihan tanpa menunggu sessi therapy seperti di Rumah Sakit. Misalnya seperti yang saya bilang tadi, di toilet juga ada alatnya. So setiap Andrew mau ke toilet, Dia terpaksa harus mempergunakan alat tersebut untuk bertumpu dan saat itu juga si pasien mau nggak mau latihan tanpa harus di paksa.Pasien biasanya enggan bahkan malas kalau disuruh datang ke sessi therapy” Kataku lagi “ Benar, di Singapur saja . Andrew sejak operasinya selesai, baru dua kali ke therapisnya. Bagus banget metodemu . Fira. Kamu benar-benar pintar. Tidak salah Tante mempercayakan Andrew kepadamu “ Kata Tante Jennifer dan mama yang duduk di tengah diantara kami berdua memandangku dengan bangga. “ Jadi sekarang gimana dong? Aku perlu ke Singapura untuk menjemput si tuan Muda?” Kataku pada dua wanita yang bersahabat sejak zaman mereka sekolah itu. “ Rumah yang akan ditempati Andrew di mana nantinya? Maksud aku di Jakarta ini? Apakah semua sudah diatur accesible untuk kursi rodanya. Nggak ada banyak tangga bukan?” “ Di Sentul. Tante sudah membeli mansion baru yang dulu pemilkinya juga mempergunakan kursi roda . Bangunannya sudah sangat accessible for disabled dan tangganya juga sudah dengan ramp-ramp untuk kursi roda jadi bukan lagi step tangga” Jelas tante Jennifer padaku. “Wah ! Mantap sekali . Ada juga ya rumah seperti ini di Indonesia? ” Tanyaku terkagum-kagum. Biasanya rumah-rumah yang accessible itu adanya di luar negri , sangat jarang rumah-rumah di Indonesia yang dibangung accessible untuk orang yang memakai kursi roda. “ Iya, Tante beruntung, kebetulan yang tinggal di sana dulu seorang kakek dan telah meninggal bertahun lalu . Rumahnya kosong karena tidak ada yang menempati dan anak-anaknya susah mau menjualnya sebab, tidak banyak orang yang memerlukan rumah dengan design seperti ini. Bulan lalu baru tante renovasi dan mengganti semua perabotannya agar lebih modern juga mempercantiknya dengan taman-taman indah agar lebih segar. Biar Andrewnya betah.” Kata Tante Jennifer dengan mata menerawang sedih. “ Jadi gimana dong sekarang? Saya langsung ke Sentul untuk melihat rumah Andrew atau pulang ke mama?” Tanyaku pada mereka berdua. “ Tadi tante mengusulkan,agar kita bertiga hari ini menginap di rumah yang akan ditempati Andrew di Sentul dan besok kamu dan Tante Jennifer terbang ke Singapura untuk membujuk Andrew lagi”Kata mama kepadaku dengan suara ragu. Pasti mama takut aku akan ngambek karena harus ke Singapura untuk menjemput pasienku. Hal itu tidak pernah aku lakukan sebelumnya. Tuan Andrew ini benar-benar luar biasa sampai mama dan caregivernya harus menjemputnya. “ Iya Fira, gimana kalau besok kamu dan tante berangkat ke Singapura untuk menjemput Andrew. Mudah-mudahan dia mau balik ke Indonesia segera agar bisa mulai sessi therapy nya denganmu. “ Hari ini Kamis pagi, kita berangkat Jumat malam aja bisakah Tante. Supaya hari Jumat seharian itu saya bisa memasang alat-alat therapy nya dulu jadi bisa langsung dipakai Andrew pas dia kembali” Kataku mulai menyusun jadwal kerja. “ Ok. Setuju biar tante charter dulu jet pribadi nya untuk Jumat malam ” Kata Tante Jennifer ringan, pesan jet pribadi seperti pesan uber. Aku jadi merasa sayang uangnya terbuang mubazir .Ternyata mama ku juga merasa sayang dengan uang yang akan dikeluarkan dan langsung ngomong ke sahabatnya “ Kalian berdua perginya pake Singapore Airlines aja, penerbangan yang terakhir, ntar pulang nya kalau bareng Andrew baru charter jet. ” Aku langsung mengangguk-angguk setuju “ Fira tidak apa-apa pakai flight umum?” Tanya Tante Jennifer padaku. “ Nggak apa-apa Tante, Fira bukan selebriti. Pasti mama ya yang bilang ke tante kalau saya selalu terbang pake jet pribadi di Amerika? Itu karena pasienku Tante, mereka nggak nyaman kalau pake penerbangan umum. Tapi saat pergi kan kita hanya berdua. Jadi its okay kita pake umum aja. Toh hanya satu jam ke Singapore. Nanti saat balik bareng Andrew baru kita naik charter flight” Kataku. “ Baiklah. Tante akan menyuruh sekretaris tante mengaturnya. Tiket untuk kita di hari Jumat malam dan untuk Charter flightnya menunggu keputusan setelah kita tiba di sana”. “Ok. Deal” Kataku sambil mengajak mamaku Tos . Kedua ibu-ibu cantik ini lalu tersenyum . Dua orang sahabat yang saling membantu dalam suka dan duka. Ketika mama susah dulu, Tante Jennifer siap membantunya dan sekarang saatnya mama dan aku membantunya dikala dia susah . Begitulah hidup. Aku memandang ke luar dari jendela mobil dan melihat pemandangan Kota Jakarta yang telah sepuluh tahun aku tinggalkan. Jakarta semakin gemerlap dan semakin macet. Aku jadi teringat kamarku yang nyaman dan sofa besarku yang langsung menghadap jembatan golden gate. Oh.. I miss my home already. Bathinku dalam hati dan berharap satu tahun ini segera berlalu dan aku bisa kembali ke rumahku. Tapi jalan hidup manusia ini, benar-benar tidak bisa kita prediksi. Manusia hanya bisa berencana Tapi segala sesuatu itu Tuhan lar pengaturnya
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD