Ridho kembali ke kamarnya setelah menyeduh teh, berbincang sebentar bersama ami Zulha. Lalu, mengantarkan ami Zulha ke kamarnya lagi. Saat masuk ke dalam kamar, Ridho melihat Nayla sudah tertidur dengan lelap. Ujung dasternya tersingkap hingga sebatas lutut dan refleks saja Ridho mengalihkan pandangannya. “Eh, kenapa aku yang malu? Lagi pula, Nayla kan istriku dan itu artinya nggak masalah kan kalau aku melihat tubuh istriku sendiri?” tanya Ridho pada dirinya sendiri, setelah ia menyadari sikapnya tadi. “Sebaiknya aku tutupi saja bagian kakinya dengan selimut,” gumam Ridho dan terlebih dahulu meletakkan tehnya di atas meja kecil di samping tempat tidur. Ridho kembali mengitari ranjang dan kemudian menarik selimut untuk menutupi kaki Nayla hingga sampai ke bagian pinggangnya. Sebagai seo