BE A LOVER

1503 Words
Angel masih merenggangkan tubuhnya, membuka sedikit matanya dan mulai meraba-raba sisinya mencari sosok Adrian. Tetapi Adrian telah hilang di sisinya. Mungkinkah Adrian telah pergi tanpa pamit. “Hi sweety, would be my lover?” Adrian membawa sebuah nampan berisikan sarapan untuk Angel dengan sekuntum mawar merah. Angel lantas bangkit dan memperbaiki rambut sebisanya. Terus terang dia belum sempat bercermin dan melihat bagaimana penampilannya saat ini. Adrian bahkan harus melihat bared-facenya, sungguh memalukan. “What!?” tanya balik Angel memastikan pertanyaan dari Adrian. “Yes, I’m asking you, would you be my lover?” tanya Adrian dan duduk di sisi ranjang Angel. Dia tersenyum manis dan menatap dalam Angel. “Kamu tanya itu setelah semalam…” “Hei, kamu adalah wanita yang istimewa. Kamu bukan wanita yang kutiduri semalam terus aku tinggalkan. Oleh karena itu aku butuh ikatan resmi antara kita,” tegaskan Adrian lagi dan mencium punggung tangan Angel. “Oh jadi banyak wanita yang pernah kamu gituin dulu?” sindir Angel berusaha mengorek masa lalu Adrian. Walaupun dia sudah tahu Adrian terkenal sebagai playboy. “Bebs, aku jujur ya. Aku emang dulu sering gonta ganti wanita. Bahkan beberapa kali kami tidur bersama. Tetapi, saat melihat kamu di café pertama kali dan berakhir kita menghabiskan malam bersama. Aku yakin saat ini pencarianku telah berakhir. Semuanya telah ada di kamu. Aku benar-benar ingin kamu menjadi milikku,” jelaskan Adrian jujur. “Ehm…,” Angel terlihat menimbang-nimbang pernyataan cinta dari Adrian. “Plis,” mohon Adrian lagi dan menatap Angel penuh kesungguhan. “Yes…” Angel mengangguk dan membuat Adrian berhambur memeluknya erat. Adrian mengecup semua sisi wajah Angel penuh cinta. Ya, sepanjang malam saat Angel tidur dalam dekapannya sesungguhnya Adrian tidak terlalu terlelap. Dia memandangi wajah malaikat wanita yang berada di pelukannya. Dia juga tidak memandang rendah Angel sebagai wanita yang mudah didapatkan. Angel bahkan tidak bersifat munafik dan apa adanya. Itu poin yang sangat disukai oleh Adrian. Adrian dan Angel kemudian menghabiskan sarapan romantis di kamar dan berbincang sembari tertawa karena Adrian kerap kali mengeluarkan lelucon konyol membuat Angel menggeleng geli menahan tawa. “Aku mandi dulu ya,” pamit Angel lebih dulu dan masuk ke kamar mandi sedangkan Adrian terlihat sibuk memegang ponselnya. Dia berbalik sekilas, tersenyum kemudian menatap layar ponselnya lagi. Sebenarnya Angel sempat berpikir untuk menghubungi Jojo-asistennya untuk meengirimkannya baju. Memakai baju semalam tentu saja membuatnya tidak nyaman. Angel keluar dengan baju bathrobe dan menyelimuti rambutnya yang basah dengan melilitkan handuk. Dia tampak terkejut sudah ada pakaian tersedia di ranjang untuknya. “Kamu yang bawain ini semua?” tanya Angel menatap ke Adrian yang tampak mengulum senyum sembari bersidekap seolah memang menunggu penilaian dari Angel. “Iya dong. Aku tahu kamu akan risih memakai pakaian yang semalam,” tebak Adrian. “Oh my god. You are so sweet,” puji Angel yang sepertinya kali jatuh pada pesona dan perhatian Adrian. Adrian benar-benar memanfaatkan ilmunya dalam menggaet wanita. Dia sudah sangat paham bagaiman memperlakukan wanita dan membuat wanita menyukainya. “Everything for you, my Angel,” jawab Adrian dan mencium pipi Angel. Giliran Adrian yang berganti ke kamar mandi. Dia mempunyai rencana untuk mengajak Angel menghabiskan waktu seharian. Entahlah, berkeliling mal, menonton, makan atau juga berbelanja. “Kok semuanya bisa pas gini,” ucap Angel saat Adrian telah keluar dengan memakai handuk untuk menutupi bagian bawahnya saja. Rambut Adrian yang masih setengah basah membuat tetesan air turun ke perut kotak-kotak Adrian. Angel bahkan mereguk ludahnya, melihat penampilan seksi Adrian itu. Tetapi saat sadar Adrian mendapatinya memperhatikan tubuhnya, Angel segera memalingkan wajahnya dan kembali melihat tampilan dirinya dicermin. “Soalnya aku sudah paham ‘ukuran’ tubuhmu,” jawab Adrian. “Kita mau kemana habis ini?” tanya Adrian lagi sembari memeluk Angel dari belakang. “Ke mana ya?” Angel tampak berpikir. “Jalan ke mal? Makan? Nonton? Belanja?” semua penawaran dari Adrian tentu saja adalah kegiatan favorit kaum hawa. Mana mungkin Angel menolak tawaran bagus seperti itu. Walaupun minggu lalu dia sempat berbelanja baju, cap di baju itu saja belum sempat dibukanya. Angel juga ingin mengukur sejauh mana Adrian bisa menghadapi dirinya saat berbelanja. Dia tahu Adrian pria kaya raya tetapi seloyal apakah dia, Angel sepertinya perlu mengetesnya. Angel yang sedari kecil hidup berkecukupan dengan kasih sayang kedua orang tuanya selalu mempimpikan mempunyai pasangan seperti Marcel Adiwijaya-papinya. Kedua pasangan sejoli itu terlihat berjalan sembari menggenggam tangan mesra keluar dari hotel. Kacamata hitam yang bertengger di hidung, melengkapi penampilan keduanya. Sungguh pasangan yang serasi. *** Matthew membawa seekor anjing ras jenis Doberman, untuk menemaninya jogging di sore hari memasuki sebuah kawasan perumahan elit. Dia serius berlari sembari mengawasi sekitar. Hingga dia tiba di sebuah gerbang tinggi sebuah rumah berpagar hitam. Ada sebuah pos penjaga berisi dua orang berbadan tegap yang mengawasi keadaan sekitar. Matthew berpura-pura mengaitkan tali sepatunya yang terlepas dan mencoba melihat keadaan dalam rumah. “Hei apa yang kamu lakukan,” tegur seorang penjaga mencurigai tindak tanduk Matthew. Guk…guk… Anjing milik Matthew menggonggong ke arah penjaga itu sehingga membuat penjaga itu sedikit mundur karena takut. Dia tahu pasti akan sakit jika digigit oleh anjing dengan badan yang besar seperti itu. “He-hei, singkirkan anjingmu itu,” perintah penjaga itu kepada Matthew. Matthew tidak menjawab tetapi hanya menarik tali yang melekat di leher anjing miliknya. Anjing itu segera patuh dan berhenti menyalak. Matthew kemudian meninggalkan rumah itu dan kembali berlari ke luar dari kawasan elit itu. “Kamu sudah mendapatkan video dari dalam rumah itu?” Matthew berbicara pada seseorang dengan menggunakan alat pendengaran yang melekat di telinganya. “Iya bro, aman” jawab orang itu. Matthew mengangguk senang kemudian segera berlari menuju mobil yang menungguinya di ujung jalan. Semoga kali ini dia berhasil mencari cara untuk masuk ke dalam rumah. Ciiittt… Tetapi saat berbelok dia hampir saja tertabrak oleh sebuah mobil supercar berwarna merah. Untung saja mobil dan Matthew sama-sama sigap untuk menghindar. “Lain kali hati-hati bro,” orang di dalam mobil itu menurunkan kaca mobilnya. Matthew bisa menebak pria itu seusianya atau lebih muda. Dia bersama gadis muda. Tunggu dia sepertinya pernah bertemu wanita itu. Tetapi belum sempat Matthew melihat dengan jelas, pria itu telah lebih dulu menaikkan kaca mobilnya dan mengemudikan mobilnya menuju kawasan elit yang tadi dimasuki Mathhew. Matthew hanya menggeleng heran, dan bisa menebak orang kaya memang akan selalu sombong dan angkuh. *** Angel dan Adrian memasuki mal yang menjual barang brand. Adrian bahkan sepertinya tidak mengeluh harus masuk ke toko dan berpindah ke toko lain lagi hingga tidak ada satu pun toko yang tidak dimasuki Angel. Tentu saja saat keluar dari toko itu Angel akan membeli barang-barang yang disukainya bukan yang dibutuhkannya. Barang-barang yang dibeli Angel dibawa oleh salah satu bodyguard Adrian dan diantarkan langsung ke apartemen milik Angel. Setelah itu mereka makan di restoran Jepang, dan menonton di bioskop. Adrian menyewa satu studio agar Angel memilik privasi saat menonton. Semata-mata demi kenyamanan Angel. Angel yang diperlakukan seperti itu, seakan menjadi wanita yang istimewa. Mengingat hubungannya dengan Benjamin yang lebih banyak harus mengalah dan juga bersabar karena Benjamin selalu mengatakan sibuk atau harus berangkat ke luar negeri saat Angel meminta sesuatu yang mewah. Ternyata pria itu memang tidak memiliki apa-apa. Bisnis yang dia banggakan hanyalah sebuah kebohongan semata. Lelah menikmati berkeliling, Adrian memutuskan untuk mengajak Angel ke kediaman orang tuanya untuk meminta restu tentu saja. Adrian kerap kali ingin memperkenalkan beberapa wanita yang ingin diseriusinya tetapi kedua orang tuanya menolak dengan keras. Abimanyu Tanuwijaya-Papa Adrian, tidak pernah membolehkan anaknya tanpa pengawasan. Adrian selalu diawasi setiap gerak-geriknya khususnya kedekatannya dengan seorang wanita. Anehnya bersama dengan Angel dia merasa Papanya belum bertindak apa pun. Jadi demi memperkuat analisanya dia kan mengajak Angel untuk ke rumahnya dan mencari tahu apakah papanya merestui mereka atau tidak. “Kita ke mana?” tanya Angel yang tampak asing melihat jalanan yang dilalui kendaraan Adrian. “Ke rumahku,” jawab Adrian dan mengecup punggung tangan Angel. Angel terkejut, bola matanya membola. Hari pertama mereka jadian dan Adrian langsung memperkenalkannya pada orang tuanya. Dia sungguh terkejut ada pria seperti Adrian. Pria yang penuh kejutan dan bertindak semaunya, sungguh pria langka. Angel sebenarnya ingin mengatakan agar Adrian menunda keinginannya itu tetapi dia juga penasaran dengan tanggapan keluarga Adrian mengenai hubungan mereka. Hal ini juga sepertinya bagus untuk dilakukan. Bayangkan jika dia terlalu mencintai dan serius dengan Adrian dan mereka mendapatkan penolakan dari keluarga Adrian. Angel pasti akan patah hati ke sekian kalinya, dia tidak bergidik membayangkannya. “Adrian!” teriak Angel saat Adrian yang menoleh ke arahnya tidak awas melihat jalanan di depannya. Ciiittt… Adrian refleks menginjak pedal rem. Untung saja tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Lain kali hati-hati bro,” tegur Adrian saat menurunkan kaca mobilnya. Tampak pria yang membawa seekor anjing. Pakaian pria itu serba hitam dengan menggunakan topi dan kaca mata hitama. Pria yang mencurigakan. Tetapi, Adrian tidak ingin berlama-lama dan meninggalkan pria itu. Toh dia selamat jadi dia tiadak perlu baginya mengganti rugi. Adrian kembali memacu kendaraannya menuju kediamannya namun dia masih melihat dari kaca spion tengah, pria itu menatapnya. Adrian mempunyai perasaan yang tidak enak melihat pria itu, entahlah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD