Lia tersentak kaget, tubuhnya menegang hebat hingga hawa dingin menyergap tubuhnya dalam hitungan detik. Arya Alexander Wu mendaratkan bibirnya, menarik tubuhnya hingga keduanya berdiri berlutut di atas kasur. Rangkulan pria itu begitu kuat dan terasa sangat menyedihkan. Sebuah de javu keputusasaan yang sama dirasakannya saat lelaki itu melakukan hal yang serupa di belakang halaman rumahnya. Mata Lia melotot hebat, kedua tangannya berusaha mendorong tubuh Arya, tapi lelaki itu menahan tubuhnya hingga menempel kuat padanya, kepalanya ditahan sedemikian rupa, dan air mata hangat penuh kesedihan dari lelaki berambut pirang cokelat itu meluruh seiring bibirnya menikmati bibir Lia. Di saat melihat berita mengenai mereka berdua, seluruh tubuh Arya gemetar hebat, jantungnya tak hentinya berd