Beberapa jam sebelum Lia terbangun di penthouse hari ini. Apartemen Jena. Jena yang tidur memunggungi Shou di sisinya tampak mengerang dalam tidurnya. Tubuhnya nyaris menempel ke dinding, tampak tidak sudi berdekatan dengan pria di sebelahnya. Padahal sebelah lengan pria itu melingkar di perutnya. Jam di atas meja menunjukkan kurang 15 menit lagi pukul 5 subuh. Kening wanita dalam balutan selimut tipis ini bertaut kencang, sangat jelas dia sedang bermimpi buruk. “Zaflan! Tunggu! Aku tahu! Aku salah atas kejadian itu! Tapi, aku mohon! Maafkan aku!” Dalam mimpi itu, Jena berlari mengejar Zaflan berpakaian serba putih lengan panjang, berjalan memunggunginya dengan dingin, tidak ada tanda-tanda akan berbalik untuk membalas panggilannya. “Zaflan! Zaflan! Tunggu! Aku mohon berhenti!” jeri