Zaflan mendengus kecil, terlihat acuh tak acuh. Kemeja putih yang semula hendak dilepaskannya kini terpasang kembali ke tubuhnya, membingkai indah kulit dadanya yang terlihat ada bekas hickey Jena di sana. Wanita berambut hitam lurus yang tergerai ini dengan napas tercekat menundukkan cepat kepalanya, sangat malu. “Aku tidak bisa mempercayaimu saat ini tanpa bukti apapun, jadi satu-satunya yang bisa kulakukan sekarang adalah pergi ke acara itu.” Jena tersentak oleh 2 hal: satu, karena menyadari pakaiannya sudah berganti, dan dua karena ucapan pria itu yang membuat hatinya tenggelam dingin. Kedua sorot mata Jena yang berdenyar rapuh menatapnya dengan sebuah senyuman miris dan tipis di bibirnya. “Apakah aku sungguh tak bisa dipercayai olehmu tanpa bukti apapun?” Jena melihat Zaflan te