Jena mendengus geli, menatapnya dengan remeh, “kenapa? Apakah tuan muda sungguh bisa melakukan hal menjijikkan dan kotor penuh dosa itu untuk kedua kalinya?”
Jena menatap mata Zaflan di bawahnya, ada kesedihan meliuk di kedua bola mata wanita ini. Sekeras apapun disembunyikannya, tidak bisa luput dari tangkapan sang pria.
Tiba-tiba, Jena yang berlutut di sisi sang tuan muda sambil mengungkungnya ditarik oleh Zaflan.
Jena sama sekali tidak memiliki persiapan apa pun, tiba-tiba saja sudah menaiki tubuh lawan bicaranya.
Kemarahan sontak naik di dadanya.
“Apa yang kau lakukan?!”
“Tidak memanggilku tuan muda lagi?” sinis Zaflan dingin, tersenyum jahat yang miring. Kedua bola mata hitamnya yang dingin membuat kesan tampan pria ini jadi sangat memikat dan mematikan bagi wanita mana pun, itu
