Kikoe segera menghambur ke arah Yuzu, memeluknya dan berusaha mendorong anak laki-laki itu keluar ruangan. “Tuan muda, sebaiknya anda makan dulu,” ia melirik Yuzu yang tampak melawan dorongannya,” masalah ponsel, nanti saja kita bicarakan.” Zaflan menurunkan tangannya yang tak mendapat apa-apa dari Yuzu, memandang diam kedua pengurus rumah di depannya dengan tatapan dingin yang menusuk. “Aku ingin ponselnya...” gumam Zaflan berbisik tenang, tapi mengandung bahaya dalam nada suaranya. “Berikan padaku.” “Ma-Matsuyama-sama, Anda pasti sudah sangat lapar. Saya akan segera membawakan makanan hangat ke ruangan ini.” Kali ini Kikoe menutupi tubuh Yuzu dari padangan Zaflan, dan dengan satu tangan menutup mulut anak laki-laki itu hingga sulit mengeluarkan suara. “Kikoe... aku bukan laki-laki