“Kau tidak merasa aneh, kan?” tanya Lee Jun Min berbisik ketika ia melepas jari-jari dan bibirnya menjauh dari wajah Amalia Rasyid, kedua matanya menatap melankolis ekspresi terkejut Lia yang tak bisa berkata apa-apa. Lia menundukkan wajahnya malu, tergagap, ”ti-tidak. Ja-jangan bicarakan hal memalukan seperti itu dengan entengnya!” Lee Jun Min tersenyum dingin dan tipis, puas dan terlihat sangat senang. Ia kemudian meraih sebuah cup selai cokelat, membuka tutupnya dan menenggelamkan keempat jari-jari Amalia Rasyid ke dalam selai cokelat itu. “Apa yang kau lakukan?!” tanya Lia panik, berusaha menarik tangan kanannya dengan perasaan kalut dan jantung berdebar kencang. Lia masih belum terbiasa dengan perlakuan intim Lee Jun Min padanya, membuatnya kalang kabut dan salah tingkah terkaget-