"Sebaiknya bereskan dulu otakmu sebelum membahas surat perjanjian itu denganku. Aku tidak peduli kau menghinaku, tapi jangan seret orang lain dalam masalah kita, khususnya Steven.”
Jena berkata dingin kepadanya dengan wajah datar seolah pasrah mau diapakan oleh sang lawan bicara.
Zaflan menaikkan sedikit dagunya, kebengisan timbul di wajah tampan pria ini, mendengus remeh, “heh. Kau takut? Kau pikir aku akan membiarkan hidupmu tenang?”
Zaflan lalu mendekat berbisik di telinganya, naik ke atas kasur sambil mengungkungnya dengan kedua tangan, hendak didorong oleh Jena yang kaget selama pria itu berbicara, matanya selalu melirik mengawasi sang calon suami, dan kini terlihat sudah memiringkan tubuhnya sedikit seolah hendak berbalik ke arah ini.
Jantung Jena berdegup kencang, keringat ding
