"Aku akui salah, tapi dia tidak perlu bersikap dingin seperti itu, kan?" gumam Lia dengan wajah cemberut. Dia pikir, gara-gara siapa aku jadi kecanduan pada tubuhnya? Aku, kan, dulu bahkan tidak suka disentuh oleh pria mana pun? Memang aku suka apa sentuhan sama yang bukan halal?! Zaflan saja aku tolak mati-matian! Hiks... menyebalkan! Menyebalkan! Kenapa aku bisa-bisanya suka pada pria sok misterius dan licik itu, sih?! batin Lia dengan perasaan sedih dan terluka, memukul-mukul sendoknya ke nasi goreng malang yang ada di atas piring. Mata Lia berkobar penuh amarah kekecewaan dan kesedihan tak terkira. Gigi digertakkan kuat-kuat. Kalau tidak mau kasih peluk, usap kepala saja, bisa, kan? Atau jabat tangan saja! Kenapa dia memperlakukanku seperti orang asing sampai detik terakhir?! makiny