Sang nenek melambaikan tangan kepada para pelayan di dekatnya, memicingkan mata sinis, lalu mendengus meremehkan sebagai reaksinya atas teriakan sang cucu. Tanpa basa basi, wanita tua tadi segera berlalu dari sana. “BERHENTI!” tegur Lee Jun Min dingin dan galak, meringis gelap ke arah punggung tua di depan sana. Sang nenek berbalik, menyunggingkan senyum licik sekali lagi, lalu berkata dengan nada remeh yang terdengar sangat angkuh, “kenapa? Marah istrimu aku perlakukan begitu? Siapa suruh dia membawa kesialan bertubi kepada keluarga ini? Mungkin benar ada banyak kesialan di tubuhnya itu. Menempel seperti permen karet busuk. Menikah dengannya sama saja memelihara kesialan dan nasib buruk.” Amalia Rasyid tertegun kaget. Sejujurnya dia tidak heran dengan ucapan menyindir penuh hinaan sa