Bab 272 Semanis Cokelat 2

4657 Words

Lee Jun Min terdiam menatapnya. Mata dingin berkacamata itu lalu melirik asbak di atas meja kecil, berjalan pelan dengan gaya khas dinginnya ke sana. “Maaf, kau harus melihat ini,” ujarnya datar, meraih asbak itu. Pantulan sosok dingin itu menghiasi permukaan kacamata tipis Amalia Rasyid. Bibir kecilnya terdiam kuat. Apa yang membuat seorang Lee Jun Min, pria yang selalu nomor satu sampai harus jatuh dalam jeratan racun seperti rokok? Lia menatap Lee Jun Min, sementara pria itu tengah berbicara dalam nada dingin yang tenang dan lembut seperti sebuah aliran sungai di sebuah pegunungan alami, suaranya sedikit serak, terdengar nyaris sayup-sayup: “Ibumu bilang, persiapan pernikahan kita di Indonesia sudah hampir 90 persen. Itu artinya sisa mengecek pakaian pengantin dan mengurus sisa do

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD