"Uhm ... Apa? Saya tidak mengerti, Pak." Melia masih berusaha mengelak meskipun tahu itu mustahil. Kalau bisa dia tidak ingin ada yang tahu kalau kecelakaan membuatnya memiliki kemampuan baru. Tidak ada cara lain, Matteo memikirkan—tidak lagi menahan diri—banyak hal yang dikaguminya dari Melia, dari kepribadian sampai keindahan fisik disertai bumbu fantasi pribadi. Malu memang, tapi Matteo ingin melihat sampai di mana Melia bisa mengelak. "Oh! Apa ... Pak! Jangan diteruskan!" Melia menutup telinga seolah hal itu dapat menolong. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Dia tidak pernah mengira Matteo memiliki bayangan seseru itu tentang dirinya. 'Kenapa? Apa yang kulakukan?' Melia menatap keki, "Pikiran Anda ... m***m!" Matteo tertawa, "Itu karena kamu bisa mendengar apa yang seharusny