Part 4 - Lamaran Romantis

2450 Words
Part 4 - Lamaran Romantis Dilamar romantis oleh pasangan yang kita cintai mereupakan kebahagiaan tersendiri. Apalagi di tempat romantis sedunia. Paris memang serung disebut sebagai kota romantis sedunia. Di kota sejuta cahaya ini. Banyak sekali cinta bersemi. Tidak heran banyak yang memakai kota ini untuk mengabadikan momen kebahagiaannya. Seperti lanaran romantis, pernikahan, merayakan ulang tahun dan ada juga sengaja yang datang ke Paris, hanya untuk berlibur saja. Banyak sekali tempat wisata di Paris yang menjadi target para wisatawan. Seperti Eiffel Tower, Alexandre III, Palais Bourbon, Louvre, Invalides, Sacré-cæur, Arc De Triomphe, Place Vendôme, Moulin Rouge, Carrousel, Place De Terte, Conciregerie, Concor de, Madeleine, Cité, Hôtel-De-Ville dan lain sebagainya. Tadi malam sepulang dari gembok cinta. Digo besoknya mengajak ke Sungai Seine. Tempat yang juga sangat pas menikmati sunset bersama orang yang sangat kita cintai. Sungai Seine, merupakan sungai utama di Prancis bagian barat laut. Sungai ini merupakan jalan lalu lintas air komersial dan juga menjadi tujuan wisata. Khususnya bagian yang terletak dalam kota Paris. Namanya berasal dari kata sequanus dalam bahasa latin. Sungai ini membelah kota Paris menjadi dua bagian, yang dalam bahasa Prancis di sebut dengan istilah la rive droite (tepi kanan) dan la rive gauche (tepi kiri). Yang di maksud tepi kanan adalah Paris Utara, dan tepi kiri adalah Paris Selatan. Paris utara lebih makmur dari Paris selatan. Sungai ini juga menjadi icon wisata selain Eiffel tower dan Arc De Triomphe. Sekarang mereka telah berada di sungai Seine. Tempatnya cukup ramai sekali, jika menjelang sore hari. Pasti karena ingin menikmati indahnya matahari terbenam atau sunset bersama orang yang kita cintai. Perlahan matahari mulai kembali ke peraduannya. Membuat orang yang menyaksikan hal itu terkesiap. Seperti tersihir, mereka seakan menikmati keindahan alam. Melihat langit yang biru menjadi kuning keemasan. Ditengah orang yang cukup ramai. Digo berlutut di depan Aliya. Digo juga mengeluarkan satu kotak merah berbentuk hati. Kemudian Digo membukannya. Ternyata isinya sebuah cincin. "Aliya, will you marry me?" ucap Digo. Sontak membuat orang disekitar mereka, melirik ke arah Digo dan Aliya. Seneng sih, tapi sedikit malu juga karena banyak pasang mata yang melihat mereka. "Maaf kalau selama ini aku enggak peka sama kamu. Maaf juga kalau aku belum bisa jadi pacar yang baik buat kamu. Al, aku sangat sayang sama kamu. Aku memang tidak bisa menjanjikan hal apapun. Selain mencintai dan setia sama kamu seumur hidup aku. Aku ingin kamu jadi istri aku. Menjadi ibu dari anak-anakku kelak. Aliya, will you marry me?" ulang Digo. Mata Aliya langsung berkaca-kaca. Ternyata Digo peka juga. Sebetulnya sih kemarin Digo tidak sengaja mendengarkan percakapan Aliya dan Raisa. Ia langsung berinisiatif untuk melamar Aliya. Digo juga meminta saran dari Riyan. Dengan senang hati Riyan sebagai kakak kandung Aliya. Ia ingin adiknya berbahagia. Makanya mereka merencanakan lamaran romantis hari ini. "Yes Digo, i will you marry you. Kita akan hidup bersama sebagai pasangan suami istri dan mempunyai anak-anak yang sangat lucu," jawab Aliya. Respek Digo langsung memeluk Aliya dengan erat. Orang yang melihat kejadian ini langsung bertepuk tangan. Sudah banyak cinta yang bersemi di sungai Seine. Aliya dan Digo adalah orang dari berjuta pasangan yang mengabadikan momen kebahagiaan ini. "Viona!!!!” teriak sesorang sambil berlari secepat mungkin. Tiba-tiba hujan turun dengan deras. Acara lamaran Aliya terganggu. Untung saja Digo sudah melamar Aliya. Pas sebelum hujan tiba. Semua berbondong-bondong berteduh. "Ah mon Dieu, qu'est-ce qui est arrivé? (Ya ampun, apa yang terjadi?),” tanya Digo tapi tidak satu pun yang menjawabnya. Semua sibuk mencari tempat aman untuk berteduh. "Ii est tombè dans l'eau! Je vous en pire Rendy! (Dia terjatuh ke dalam air! Tolong dia!)," ucap yang lainnya. "Au secours! (Tolong!)” teriak semua pengunjung di sana. Ternyata ada yang tenggelam ke sunai Seine. "Au secours! Vite! Les premiers soins. La pluie va commencer pendant la nuit. Mauvais temps! Une averse! Vite! Au secours!" (Tolong! Cepat! Lakukan pertolongan pertama. Hujan mulai turun malam hari. Cuaca buruk! Hujan deras! Cepat! Tolong Clarisa!)." ucap salah satu bule yang juga berada di situ. Bahasa Prancisnya masih belepotan. Sepertinya ia bukan asli orang Prancis. Setelah perempuan yang bernama Viona itu ditolong oleh seseorang. Aliya mendekat. Jiwa seorang dokternya merasa terpanggil. Ia melakukan pertolongan pertama pada Viona. Tak lama Viona memuntahkan banyak air. Ia telah sadarkan diri. "Êtes-vous blessè? (Apakah ada yang terluka?)" tanya Aliya. "J'ai mal à, cogné la tête. (Kepalaku pusing mungkin tadi kepalaku terbentur.)" jawab Viona lemah. Aliya memeriksa kepala Viona. Dan benar saja, ada sedikit memar di kepala Viona. Aliya menyentuh bagian luka itu. "Aïe, ne touchez pas, je vous en pire. C'est très douloureux. (Aduh, tolong jangan sentuh. Sakit sekali)" Viona meringis kesakitan. Digo hanya bisa diam aksi heroik yang Aliya lakukan. Ternyata Aliya sehabat itu sebagai seorang dokter di mata Digo. "A mon avis, ce n'est pas trop grave, mais pour nous en assurer, je vais vous envoyer à l'hôpital pour passer des radios. Ne vous inquiétez pas, reposez-vous. (Tampaknya tidak terlalu parah, tapi untuk meyakinkan, saya akan mengirim kamu ke rumah sakit untuk dirontgen. Jangan cemas, beristirahatlah.)" jelas Aliya. "Chérie, Qu'est-ce qui est arrivé? (Sayang, apa yang tejadi?), tanya cowok. Sudah pasti dari gaya bicaranya. Cowok ini adalah pacar si Viona. "Ne vous inquiétez pas. Il faut emmener Viona chez le I'hôpital. (Jangan cemas. Viona harus segera di bawa ke rumah sakit)." pinta Aliya. "Terimakasih dokter. Anda orang Indonesia kan?" tanya Viona. Lah, Aliya menepuk jidatnya yang tidak bersalah. Kalau memang Viona bisa berbahasa Indonesia. Terus tadi kenapa pakai bahasa Prancis. Untung saja Aliya bisa bahasa Prancis. "Iya sama-sama Viona. Lain kali kamu harus lebih hati-hati yah. Kamu harus segera ke rumah sakit. Untuk mendapatkan perawatan. Sekalian CT Scan. Agar memastikan tidak ada luka dalam," saran Aliya. Viona mengaggu. Setelah itu mereka pamit meninggalkan Aliya dan Digo. Digo tersenyum melihat jiwa penolong Aliya. Ia sangat kagum sama calon istrinya. Digo tidak salah pilih. Ia tidak menyesal karena Aliya yang akan menjadi istrinya nanti. "Hebat kamu, Chérie. (Sayang)." puji Digo. Aliya hanya tersenyum malu di depan Digo. Kejadian hari ini diluar prediksi Digo. Meskipun sedikit kacau dan hujan deras. Setidaknya Digo bisa melihat sisi lain dari Aliya. Langsung dihadapannya, yang selama ini Digo belum tahu. Ia bangga menjadi pacarnya Aliya. ********* Malam ini, Aliya dibawa Digo ke menara Eiffel. Kali ini mereka telah berganti pakaian. Digo dengan stelan jasnya. Dan Aliya dengan gaun yang telah dipilihkan oleh Digo. Malam ini Aliya sangat cantik dengan gaun merah yang ia kenakan. Makan malam yang romantis telah Digo persiapkan. Ia sengaja memilih ruangan VIP untuk makan malam romantis malam ini. Semua dekorasi dan tempat yang Digo pesan dibantu oleh Riyan dan Raisa. Termasuk memilihkan gaun merah itu. Tentunya atas rekomendasi Raisa. Aliya duduk di tempat yang telah Digo siapkan. Hari ini Aliya sangat bahagia sekali. Setelah tadi sore Digo melamarnya, membuat Aliya merasa melambung tinggi. Kebahagiaannya tidak bisa digambarkan oleh kata-kata. "Chérie, Merci beaucoup. (Sayang, Terimakasih banyak)." Hanya kata itu yang terlontar dari bibir Aliya. Seakan Aliya telah kehilangan Kata-katanya sendiri. "Quelle belle soirée. Le ptemps est ensoleillé (Alangah indahnya malam ini, cuacanya sangat cerah)," ucap Digo dengan bahasa Prancisnya. "Bien sûr, sayang. (Tentu sayang)." jawab Aliya. "J'espère que tout le monde passera une soirée agréable (Aku berharap kamu menikmati malam ini)," ucap Digo lagi. "Oui, ça me plait beaucoup. (ya, aku seneng banget)," sahut Aliya. Digo memang sengaja belajar bahasa Prancis demi Aliya. Demi mewujudkan impian Aliya yang ingin ke Paris. Meskipun bahasa Prancisnya masih belepotan. Lebih mahir Aliya dibandingkan Digo, tapi tak apa. Yang penting Digo sudah berusaha. Tadi sore saat lamaran cuaca memang berubah jadi hujan deras, tapi anehnya malam ini jadi cerah lagi. Haha aneh sekali. Mungkin Tuhan mendukung momen romantis ini. Sengga Tuhan membuat langit malam ini menjadi cerah. ********* Malam cukup cerah di kota Paris. Raisa tersenyum melihat langit yang tiba-tiba cerah setelah disiram hujan sore tadi. Riyan memeluk Riyan perlahan dari belakang. "Kira-kira lamaran Digo buat Aliya berhasil enggak? Soalnya tadi sempat hujan," tanya Riyan. "Aku yakin pasti berhasil kok. Aku seneng deh. Kamu bisa nularin sifat romantis kamu sama Digo. Aliya juga pasti seneng," sahut Raisa bersemangat. "Karena perempuan itu suka dengan yang bersifat romantis. Jadi aku juga pengen dong selain kamu, adik aku juga mendapatkan perlakuan romantis dari pacarnya," terang Riyan. "Bisa aja deh kamu sayang. Oh iya, mumpung si kembar malam ini lagi tidur. Kita nonton film Fast Hunter yang kedua yuk! Sayangnya Fabionya malah meninggal," ucap Raisa sedikit lesu. Riyan menggengam tangan Raisa. "Semua manusia yang bernyawa pasti kembali pada Allah kok. Kamu jangan sedih yah, aku yakin. Fabio itu orang yang baik. Aku denger, dia sampai mendonorkan organnya. Hebat bisa kepikiran kayak gitu sebelum meninggal. Idola kamu memang hebat," puji Riyan tanpa rasa cemburu. Dari awal bertemu dengan Raisa. Riyan memang pernah dianggap mirip dengan Fabio. Namun, Riyan sama sekali tidak pernah cemburu. Untuk apa? Fabio hanya dunia halunya Raisa. Sementara Raisa adalah dunia nyata dan masa depannya. Jadi kenapa harus cemburu? Sekarang mereka sudah ada di depan televisi. Raisa memasukan kaset dvd film Fast Hunter yang kedua ke dalam dvd. Harusnya sih ada film Fast Hunter yang ketiga. Sayangnya keburu ada kabar hoax tentang Fabio. Sehingga membuat filmnya gagal produksi. Tak lama filmpun dimulai dengan munculnya Fabio sebagai Albert. Albert terjebak oleh para mafia gombong narkoba. Meskipun ia memegang satu pistol ditangan kanannya. Ia tidak berani menebak mafia itu. Ashya, disekap oleh para mafia itu. Mereka sengaja menyandera Ashya sebagai pancingan agar Albert masuk dalam jebakannya. Diujung bibir Ashya terlihat sedikit darah, sepertinya bekas pukulan. Albert masih mencoba mencari cara untuk melepaskan Ashya. Ashya adalah anak dari pejabat ditinggi di Amerika. Motif kejahatan ini adalah balas dendam pada ayahnya Ashya. Selain itu bos mafia yang bernama Defonzy juga mengincar detektive Albert. Albert sangat hebat memecahkan teka teki. Selain sorang detektif Albert juga adalah seorang polisi Amerika yang cukup bisa diandalkan. Tidak ada masalah yang tidak bisa di pecahkan oleh detektif polisi Albert. Duar! Defonzy melepaskan tembakan ke arah Arbert, peluru itu mengenai bahu Arbert, tapi itu tidak menumbangkan Albert. Albert berlari dan merebut Ashya dari Defonzy. Albert menodongkan pistolnya tepat di kepala Defonzy. Albert mengancam Defonzy, jika ia tak segera menyerahkan diri. Albert akan menembaknya. Sayangnya Defonzy lebih pintar dari Albert. Defonzy menusuk Albert dengan pisau lipat yang ia simpan didalam saku. Seketika Albert melemas. Tak sengaja Albert jaruhkan pistol yang tadinya dipakai untuk mengancam Defonzy. Perut Albert mulai mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Defonzy memanfaatkan situasi ini, untuk kabur. Defonzy kabur bersama mafia yang lainya, yang masih tersisa. Ashya yang berada di sana langsung menghampiri Albert. Albert sudah berbaring tak berdaya. Untungnya Albert masih sadarkan diri, ia meminta Asyha untuk membantunya berdiri. Albert harus segera mendapatkan pertolongan. Albert tidak berhasil menangkap Defonzy. Ia berhasil kabur lagi. Ashya dengan cepat membawa Albert keluar dari tempat itu. Ashya harus membawa Albert ke rumah sakit. Sayangnya di depan mereka kembali dihadang oleh para mafia lainnya. Sepertinya masih anak buah Defonzy. Terjadi kembali baku hantam di antara mereka. Albert terpaksa berantem dengan keadaan perut yang berdarah-darah. Ia harus bisa mengalahkan semua mafia yang menghadangnya. Mereka pasti kembali, karena ingin menculik Ashya kembali. "Albert! Be careful!" teriak Ashya. Ia sangat mengkhawatirkan kondisi Albert. Ashya ingin sekali membantu Albert. Namun, apa daya, ia hanya bisa diam. Karena tidak bisa melawan para mafia itu. Albert terlihat kewalahan menghadapi para mafia itu. Dengan kondisinya yang semakin lemah. Ada salah satu mafia yang mendekatinya. Ia membawa tongkat baseball. Bug! Mafia itu berhasil memukul kepala Albert dengan tongkat baseball. Albert langsung tersungkur ke tanah. Darah segar keluar dari kepala Albert. Kali ini ia tak berdaya. "Albert!" teriak Ashya. Ashya kembali di bawa oleh para mafia utusan Defonzy. Albert hanya bisa melihat Ashya yang semakin lama semakin menjauh. Pandangannyapun mulai kabur. Albert mulai kehilangan kesadarannya. Kegelapan mulai menjemputnya. Dan Albert pingsan. ********* Albert yang sudah pulih dari lukanya, kembali menyusun strategi untuk menemukan Ashya. Beruntung saat itu, polisi datang tepat waktu. Mereka langsung membawa Albert. Dua minggu lebih Albert mengalami koma. Semua itu diakibatkan, karena Albert telah kehilangan banyak darah. Untungnya semua itu belum terlambat, terlambat sekali sih sebetulnya. Untungnya Albert masih bisa diselamatkan. Meski harus koma dulu selama dua minggu. Albert mulai menjelaskan rencana penyergapan Defonzy pada anak buahnya. Kali ini Albert tidak mau gegabah. Strateginya harus tersusun rapih. Jangan sampai Defonzy kembali lolos. Apalagi sampai membiarkan Ashya lebih lama di tangan para mafia itu. Tim penyelidik telah berhasil melacak dan menemukan titik di mana Defonzy berada. Albert memerintahkan kepada anak buanya. Untuk menyerang Defonzy malam ini. Mafia-mafia di bawah pimpinan Defonzy pasti masih ada di sana. Mereka masih menyekap Ashya. Kasihan sekali, pasti Ashya saat ini sangat ketakutan bersama mafia-mafia itu. Albert harus segera meneyelamatakan Ashya. Ayahnya sudah sangat cemas. Sampai terus memohon pada Albert. Agar segera menyelamatkan Ashya. Tujuan utama mereka memang pejabat tinggi itu, ayahnya Ashya. Namun, Albert juga adalah incarannya. Mereka pasti sebal saat tahu. Albert tidak mati saat itu. Ia masih hidup sampai detik ini. Malah akan merencanakan kembali menangkap mereka. Albert sudah di depan rumah, yang di duga Defonzy dan anak buahnya ada di sini. Albert sudah siap dengan pistol di tangannya. Ia sangat berhati-hati dalam bertindak. Kemarin memang dia sedikit ceroboh. Kali ini jangan sampai ada yang terluka lagi. Albert menyisir setiap ruangan di rumah itu. Namun, nampaknya mereka telah pergi. Mungkin mereka tau, kalau Albert akan datang malam ini. Albert tidak mau menyerah. Kali ini dia sedang berada di balkon. "Albert! Help me, please!" teriak Ashya dari bawah. Albert melihat Ashya diseret. Dia yang ada di balkon. Tidak berpikir panjang. Albert melompat dari balkon atas lantai tiga. Byuar! Untungnya Albert mendarat di kolam renang. Ia berenang untuk menepi. Albert langsung mengejar ke arah di mana Ashya di seret. Kali ini ia harus mendapatkan si bos mafia itu. Albert tidak akan membiarkan Defonzy lolos lagi, dari tangan Albert. Anak buah Albert yang melihat Albert, melompat dari lantai tiga. Mereka langsung mengikuti Albert. Ternyata ini di luar rencana. Albert harus menyusun rencana kembali, untuk mendapatkan Ashya dari tangan Defonzy. Filmpun berlanjut sampai Raisa tertidur dipanguan Riyan. Menurut Raisa film ini sangat romantis dan juga tegang. Raisa suka dengan karakter Albert yang sangat jenius dalam menebak teka teki. Ia juga suka adegan saat Albert menolong Ashya. Sampai Ashya dan Albert saling jatuh cinta. Kisah yang tegang namun romantis. Riyan membelai halus rambut istrinya. Ia mengecup kening Raisa. Bahagia yang sederhana, ketika melihat istri tertidur dengan lelap dipangkuannya. Raisa itu memang orang yang kuat, tapi bisa mellow juga saat nonton film kesukaannya. Riyan tersenyum melihat wajah damainya Raisa yang sedang tertidur. "Bahagia selalu sayang. Kamu dan si kembar harus terus bahagia. Kita akan merawat anak kita bareng-bareng. Mereka adalah keajaiban Allah yang selama ini kita nantikan. Mereka adalah pelengkap kebahagiaan kita," ucap Riyan yang tentunya tidak akan terdengar oleh Raisa yang sudah tertidur lelap.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD