"Mas pulang saja sebentar untuk mengantar Biya." Suara di balik telepon membuat Sabiya menghentikan pergerakannya. Kembali bangkit, membiarkan sebelah kakinya tanpa alas. Flat shoes yang sebelumnya hampir terpasang rapi kembali dibiarkan tergeletak. Sabiya berjalan mendekat ke arah sofa ruang tamu. Bersandar nyaman di sana. "Biya berangkat sendiri. Mas juga masih banyak kerjaan," ucapnya. "Tapi Mas tidak tega membiarkan Biya berangkat sendiri." Embusan napas lelah. Ini sudah kesekian kali Sabiya mengajukan banding pada suaminya. Namun berkali-kali pula Romeo memutar pembicaraan. Membuat keduanya tetap pada pembahasan yang sama. Romeo ingin mengantar sedangkan Sabiya menolak. "Biya cuma ke rumah Mama, Mas!" Sabiya berujar dengan nada sebal. Romeo pasti bisa menangkap suara Sabiya yang
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books