"Biya, lo nggak apa-apa, 'kan?" Sabiya baru saja kembali ke ruangannya. Tapi sambutan heboh itu langsung diterima tepat selangkah setelah Sabiya masuk. Erika menangkup kedua pipinya sembari menelisik wajah Sabiya. Perempuan itu juga memutar tubuh Sabiya. Dengan kedua mata yang memeriksa bagian-bagian lain, seperti lutut, siku, dan pergelangan tangan. Setelah memastikan tidak ada yang terluka Erika mengembuskan napas lega. Menarik Sabiya ke pelukannya. Kedua tangannya langsung menepuk punggung Sabiya lembut. "Syukurlah lo nggak kenapa-napa." Tentu saja Sabiya hanya bisa mengerutkan kening tanpa menolak perlakuan aneh itu. Shilla juga sama anehnya seperti Erika. Hanya Jerry yang terlihat biasa tapi wajahnya memucat. "Sini duduk dulu." Shilla menarik Sabiya untuk kembali duduk di kursiny