25 | Dia Anak Kamu?

1110 Words

Barra menyandarkan punggung pada kursi kemudian memijat pangkal hidung. "Alan, kamu bisa gak, sih, jangan kasih saya kerjaan terus? Kamu pikir saya gak pusing?" omelnya sambil kembali menegakkan tubuh lalu menatap pria itu. "Bisa, Pak. Jika Bapak mau, saya bisa bawa kembali map-map ini," sahut Alan. "Kamu serius?" "Iya, Pak, saya serius." Alan mengangguk dengan yakin. Barra berpikir sejenak. "Apa itu gak akan jadi masalah?" "Untuk saya—tidak. Tapi untuk Bapak—iya. Dan itu tidak merugikan saya, toh Bapak selesaikan pekerjaan Bapak atau tidak, saya tetap akan digaji." Barra berdecih mendengar ucapan sang asisten. "Kamu memang paling pintar," sindirnya seraya kembali mengambil salah satu map yang ada di atas meja kerja. "Karena itu Pak Irawan menugaskan saya untuk mendampingi Anda." "

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD