Jam sepuluh malam Abi tak dapat memejamkan mata, pikirannya terus melayang memikirkan ucapan yang mungkin terdengar seperti pengakuan Elvano. Belum lagi kalimatnya, apa dia melukai lelaki itu? Tidak. Ini sudah benar. Lebih baik begini daripada semakin dalam malah sakit nantinya.. Satu hal yang harus diingat, itu hanya nafsu bukan cinta. Mana mungkin orang sepertinya bisa… entahlah Abi tidak mengerti apapun tentang lelaki berbahu lebar itu. Yang pasti hatinya sudah terpaut jauh menempatkan Arumi terutama Elvano. Abi mencoba memejamkan mata berharap bisa melupakan sejenak pikiran-pikiran bodohnya, dan ternyata dia berhasil terlelap. Sepuluh menit kemudian pintu kamar inap Lintang terbuka, terlihat lelaki jangkung berjalan menghampiri Abi lalu menyelimuti tubuh gadis itu. Lelaki itu duduk d