Abi berdiri menelan air liur sedikit tercengang melihat pemandangan indah di hadapannya. Tanpa kedip ia berbalik memandang keluar, tubuh seksi dengan perut kotak-kotak milik Elvano terlalu sayang di anggurin tetapi dia sudah bertekad untuk membatasi dirinya, terlebih lagi setelah kejadian hari ini meskipun hanya ciuman panas. Elvano yang sejak tadi sibuk memasang kembali kemejanya setelah membersihkan diri, mengangkat wajahnya kemudian memandang Abi lurus. "Kenapa?" tanyanya. Abi menggeleng. "Bukannya sudah melihat bahkan tadi kamu menyerang saya? Kenapa harus malu? Atau sedang menahan diri?" Sial. Abi bergeming. Apa dia meledeknya sekarang? Lagipula ia menyerang juga gara-gara mulut tebal dan seksi itu terus saja menyalahkannya. "Sepertinya saya sudah tau harus berbuat apa biar kamu m