"Nona," Jayden berlari kecil menghampiri Sintia sedang duduk menunduk di kursi tunggu. Gadis langsung berdiri mencari keberadaan seseorang, siapa lagi kalau bukan Elvano. "Saya sendiri." kata Jayden sudah tau siapa yang Sintia cari. "Sudah pasti tau kan, presdir tidak akan pernah datang kemari kalau kamu… " "Saya gak peduli mas, karena saya tau sayalah yang berhak berada di samping mas Elvano bukan siapapun apalagi —Abrina— itu tidak akan pernah terjadi." Jayden tersenyum kecil melihat keyakinan dalam diri Sintia, ia menggeleng pelan dan bertanya. "Bagaimana kondisi ibu," dan Sintia menggeleng kembali duduk. "Kata dokter, kali ini ibu benar-benar hanya bertahan dengan alat-alat di dalam sana. Dokter mau mas Vano datang untuk… " terpotong saat Jayden membuka pintu ruang ICU dengan alat