Jam delapan pagi Abi menyiapkan sarapannya dengan Lintang. Adiknya tengah berbaring memeluk boneka Koya kesukaannya. Setelah semalam menemukan Lintang dalam keadaan tak sadarkan diri, ia memutuskan untuk tidak bekerja Nino juga menghubunginya semalam untuk bertemu hari ini, entah apa yang akan lelaki itu lakukan dia hanya pasrah. Tatapannya mengarah pada paket yang belum Lintang sentuh. Setelah melepas apron dan menyusun sarapan Abi berjalan menghampiri paket tersebut. "Sama sekali belum dibuka." gumamnya melirik ke dalam kamar. "Lintang bangun, Lintang." panggilannya tidak di hiraukan gadis yang masih setia dengan tidurnya. Apa dia masih pingsan? Sepertinya sudah tidak. Mengingat bagaimana semalam ia kembali muntah sampai mengotori selimut, untung Abi mengerti keadaannya. "Lintang sar