Soraya tertawa melihat Abi terus menatap bonus yang ia dapat, katanya dari pemilik gelang yang dia temukan hari ini. "Senang?" tanpa ia tanya pun dia sudah tau gadis di sampingnya sangat senang mendapat rupiah lebih untuk pengobatan adiknya. Kalau saja ia bisa membantu, mungkin sudah dilakukan tapi keadaannya juga perlu bantuan. Jabatannya sebagai GM di hotel tidak menjamin semuanya. Ngomong Nino juga percuma, lelaki itu… hhh… menyebalkan tidak pernah mengerti dirinya. Katanya cinta tapi tidak gak bisa melihat perbedaan darinya. Benar-benar lelaki bodoh yang buta. Sampai mobil berhenti di depan gedung apartemen, Abi masih tersenyum lebar melihat keluar. "Ah udah nyampe, hehe. Makasih kak, hati-hati jangan ngebut." katanya keluar dari mobil. "Kamu juga istirahat, kalau emang keadaan Li