Mentari turun dari bus dan berjalan dengan semangat menuju masjid Istiqomah, tempat Azzam biasa mengajar mengaji. Tidak lupa, sebelumnya Mentari mampir ke salah satu toko yang menjual aneka selendang dan hijab. Gadis itu membeli satu buah selendang model pashmina berwarna hitam, untuk menutupi bagian kepalanya. Sesampainya di depan masjid, tepatnya toko minuman milik Mila, Mentari tercenung melihat ramainya pengunjung masjid. Tidak biasanya ia melihat pengunjung seramai itu. terlebih, banyak pedagang yang menggelar dagangannya di sekitar masjid istiqomah. Mentari mencari-cari sosok seseorang, namun tak jua ia temukan. “Permisi, kak Mila, maaf ... apa kak Mila melihat Azzam?” Mentari memberanikan diri untuk bertanya. “Hai, Mentari? Iya, tadi Azzam pesan, kalau Mentari datang, suruh tun