Mansion

341 Words
Pov Gisella Sesampainya di mansion pria itu yang sangat mewah, dia menyuruhku untuk menunggu di ruang tengah. "Apa anda menginginkan sesuatu nona?" Kata seorang wanita yang sudah berumur. "Bolehkah?” Tanyaku dengan hati- hati karena wanita didepanku ini lebih tua dariku jadi aku harus menghormatinya. "Tentu saja nona, tuan menyuruhku untuk memberikan apa yang nona butuhkah," "Jangan memanggilku nona bibi, panggil aku Gisella, hanya Gisella saja tanpa embel - embel nona, dan aku ingin cokelat panas jika ada " bibi didepanku ini memanggilku dengan sebutan nona dan aku tidak suka dengan panggilannya jadi aku menyuruhnya untuk memanggilku Gisella. "Itu tidak sopan nona," ucapnya dengan sungkan. "Baiklah jika bibi masih memanggilku dengan embel - embel nona, aku tidak jadi meminta cokelat panasnya," kataku keras kepala. "Jangan begitu nona, tuan bisa marah jika tahu."  "Memanggilku Gisella atau tidak sama sekali," tukasku masih keras kepala. "Tapi nona-," ucapan bibi itu terpotong oleh sebuah suara. "Turuti saja permintaannya dan siapkan cokelat panasnya" kata pria itu, ngomong- ngomong aku belum tahu nama pria itu. Laki - laki itu duduk di sebelahku sambil menyilangkan kedua kakinya, benar - benar ciri - ciri orang kaya. "Boleh aku tahu siapa namamu?" Tanyaku padanya. "Jack, panggil aku Jack," katanya, ternyata namanya Jack, namanya cocok untuk dia yang dingin dan arogan. "Ohh," aku hanya ber oh saja menanggapi ucapannya. Cokelat panas yang aku minta akhirnya datang dan aku meminumnya dengan semangat sedangkan Jack  mengotak atik telefonnya dengan serius. Setelah menghabiskan cokelat panas, aku menguap dan mengucek kedua bola mataku, aku pun berucap "Dimana aku akan tidur Jack?" Bahkan karena ngantuk aku tidak sadar kalau sekarang aku sedang bersandar dibahunya yang kokoh. "Ayo aku antarkan ke kamarmu," tukasnya. Tetapi karena terlalu ngantuk aku malah berkata dengan tidak tahu malunya "gendong aku Jack,” Jack kelihatan terkejut dengan permintaanku tetapi di tetap menggendongku ala bridalstyle dan membawaku ke dalam kamarku, walaupun sebenarnya bukan kamarku. Dia meletakkanku dengan hati - hati di kasur yang lembut dan itu semakin membuatku ngantuk. Tetapi sebelum aku benar - benar terlelap aku merasakan ada seseorang yang mengecup dahiku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD