Gak salah Qienan kasih ide untuk mencari pengawal buat memantau Icha. Karena sekarang istriku ini sudah berani terjun untuk melabrak seseorang yang mana orang itu sudah biasa dalam beraksi. Susah memang untuk dikendalikan. Yang satu tahunya mengancam, bawa nama baik keluarga sedangkan istri gak mau tahu.
Dia benar sih, gak mau tahu dan akhirnya aku hanya bisa jadi samsak kemarahan dia. Aku Terima dipukul dia seperti ini daripada dia nahan hati terus depresi.
"Duh, saya gak tahu Mbak Icha kalau masalah itu mohon maaf. Silakan diselesain bersama, assalamu'alaikum."
Mata sama mata kami beradu sedari tadi hingga akhirnya dia menyerah lebih dulu dan meletakkan hpku di dekat tanganku.
"Mau dengar penjelasan atau mau tetap dalam pemikiran yang negatif lalu menyakiti diri sendiri, " tanyaku
